Menulis puisi bisa juga dengan pendekatan induktif berdasarkan peristiwa nyata yang terjadi di sekitar penulis.
8. Jangan terlalu percaya pada penilaian pribadi, ini pentingnya komunitas menulis.Â
Kritik orang lain pada karya kita bisa diterima bisa juga tidak. Apresiasi karya puisi dari orang lain juga bisa terjadi pada puisi kita yang justru kita anggap jelek atau tidak menarik. Terkadang kita menilai puisi karya kita berbeda dengan penilaian orang lain.Â
9. Karya terbaik saya ada di kepala
Ini sebuah motivasi untuk menulis. Jangan menjadikan puisi yang kita buat sebagai karya terbaik kita. Namun berpikirlah bahwa karya terbaik masih ada di kepala. Artinya kita harus menulis lagi dan lagi menuangkan ide yang ada di kepala. Dengan begitu kita tidak berhenti menuls.
10. Sumber inspirasi: membaca (hidup sendiri, buku, kitab suci) dan mencatat
Apa saja bisa menjadi inpirasi dalam menulis puisi, bisa dari membaca dan mencatat. Membaca melingkupi tentang kehidupan diri sendiri, membaca buku-buku sebagai sumber ilmu dan juga yang paling penting adalah membaca Kitab Suci. Inspirasi juga bisa muncul dengan mencatat apa yang kita pelajari dan dengar dari orang lain. Misalnya pembicara dalam seminar atau webjnar dan lain-lain.
11. Gaya bahasa: yang cocok dengan diri sendiri
Menulislah karya puisi yang sesuai dengan gaya bahasa kita sendiri. Setiap kita pasti mempunyai gaya bahasa yang paling cocok untuk diri kita. Ikuti itu. Jangan mengikuti cara menulis orang lain. Gaya bahasa mereka belum tebty cocok dengan kita. Bahasa saya: just be yourself.
Catatan kecil ini menjadi pengingat kembali buat saya untuk belajar menulis karya fiksi lebih baik lagi ke depannya. Doakan ya. Itu harapan saya.Â
Tetaplah menulis bersama saya dan menjadi sahabat literasi ya.