Penulis puisi yang artikelnya paling hits tapi bukan di rubrik fiksiana itu siapa saja? Yang jelas pasti salah satunya adalah Kompasianer Ari Budiyanti. Lebih dari 1.000 puisi di Kompasiana tapi tidak masuk hitungan salah satu saja hits 20 artikel terpopuler dan lain-lainnya.Â
Mau kenal siapa dia? Hehe. Buka saja akun kompasiana atas nama tersebut. Nanti tahu deh atau mau linknya? Ini dia: Ari Budiyanti.
Mungkin penulis fiksi ini kurang diminati ya puisinya sehingga yang ngehit malah tulisan dari rubrik lainnya. Jujur saya geli sendiri waktu melihat kaleidoskop 2021. Tulisan yang paling ngehits justru berkaitan dengan hobi saya yang lainnya. Mengabadikan foto tanaman.Â
Namun, lupakan pendahuluan artikel di atas. Hanya intermezo sebentar berkaitan dengan penulis artikel ini. Yang lebih penting, penulis puisi ini masih mau belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Khususnya dalam berpuisi.Â
Salah satu cara belajarnya adalah dengan mengikuti event yang diadakan komunitas RTC atau Rumpies The Club yang sudah memperbaharui nama menjadi Rumah Pena Inspirasi Sahabat. Liputan event bisa dibaca di sini.
Saya akan membagikan sedikit catatan yang saya buat saat mengikuti event RTC tersebut. Pak Joko Pinurbo membagikan banyak sekali ilmu berkaitan dengan dunia tulis menulis karya fiksi terutama karya puisi.
Beberapa hal yang sempat terekam dalam catatan saya adalah:
1. Suka menulis
Pak Joko Pinurbo menjadikan alasan pertama menulis adalah suka menulis. Beliau sudah sangat menyukai menulis sehingga menikmati setiap waktu saat menulis puisi. Rasanya dalam hal ini, saya sama dengan Beliau, saya juga suka menulis.
2. Suka menabung ide langsung tulis
Menurut Pak Joko Pinurbo, setiap ada ide menulis harus segera ditangkap dan ditulis sebagai catatan tabungan ide menulis. Â Catatan-catatan tersebut tidak harus ditulis saat itu juga menjadi puisi.
3. Kita harus siap menghadapi kenyataan apapun itu
Ketika karya puisi sudah jadi, kita harus bisa menerima kenyataan, apakah puisi itu disukai atau tidak disukai oleh pembaca. Kesiapan mental penting dalam hal ini.Â
4. Menulis bisa kapan saja
Tidak membatasi waktu untuk menulis hanya pada saat tertentu saja namun menyiapkan diri untuk menulis kapan saja. Bisa pagi, siang, sore, atau malam.
5. Menulis tidak selalu berkaitan dengan biografi hidup penulis
Setiap karya puisi yang dibuat tidak harus berkaitan dengan biografi penulis namun secara umum menceritakan banyak peristiwa di sekitar penulis.
6. Jenis puisi epigram: pendek dan mengejutkan
Kita bisa juga belajar menulis puisi epigram. Ini adalah puisi pendek yang mempunyai isi mengejutkan pembaca. Jadi puisi itu tak harus panjang-panjang isinya. Ada kalanya bagus juga untuk selingan membuat puisi pendek yang mengejutkan.
7. Pendekatan induktif: menulis peristiwa konkrit/nyata
Menulis puisi bisa juga dengan pendekatan induktif berdasarkan peristiwa nyata yang terjadi di sekitar penulis.
8. Jangan terlalu percaya pada penilaian pribadi, ini pentingnya komunitas menulis.Â
Kritik orang lain pada karya kita bisa diterima bisa juga tidak. Apresiasi karya puisi dari orang lain juga bisa terjadi pada puisi kita yang justru kita anggap jelek atau tidak menarik. Terkadang kita menilai puisi karya kita berbeda dengan penilaian orang lain.Â
9. Karya terbaik saya ada di kepala
Ini sebuah motivasi untuk menulis. Jangan menjadikan puisi yang kita buat sebagai karya terbaik kita. Namun berpikirlah bahwa karya terbaik masih ada di kepala. Artinya kita harus menulis lagi dan lagi menuangkan ide yang ada di kepala. Dengan begitu kita tidak berhenti menuls.
10. Sumber inspirasi: membaca (hidup sendiri, buku, kitab suci) dan mencatat
Apa saja bisa menjadi inpirasi dalam menulis puisi, bisa dari membaca dan mencatat. Membaca melingkupi tentang kehidupan diri sendiri, membaca buku-buku sebagai sumber ilmu dan juga yang paling penting adalah membaca Kitab Suci. Inspirasi juga bisa muncul dengan mencatat apa yang kita pelajari dan dengar dari orang lain. Misalnya pembicara dalam seminar atau webjnar dan lain-lain.
11. Gaya bahasa: yang cocok dengan diri sendiri
Menulislah karya puisi yang sesuai dengan gaya bahasa kita sendiri. Setiap kita pasti mempunyai gaya bahasa yang paling cocok untuk diri kita. Ikuti itu. Jangan mengikuti cara menulis orang lain. Gaya bahasa mereka belum tebty cocok dengan kita. Bahasa saya: just be yourself.
Catatan kecil ini menjadi pengingat kembali buat saya untuk belajar menulis karya fiksi lebih baik lagi ke depannya. Doakan ya. Itu harapan saya.Â
Tetaplah menulis bersama saya dan menjadi sahabat literasi ya.
Terima kasih RTC untuk event bersama Pak Joko Pinurbo. Terima kasih juga untuk Pak Joko Pinurbo karena sudah berkenan membagikan ilmunya. Mohon maaf jika masih banyak yang belum terekam dalam karya tulisan ini.
Salam literasi
.....
Written by Ari Budiyanti
26 Desember 2021
65-1.936
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI