Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pencapaian 1.313 Karya Pilihan Editor dan Puisi Secangkir Kopi

5 November 2021   18:37 Diperbarui: 5 November 2021   19:04 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secangkir kopi kuseduh tuk temani hari
Walau kata orang tak mudah tuk lewati hari ini tanpamu disini
Tapi dengan secangkir kopi aku yakin bisa tetap berdiri disini kembali

Pagi ini aku enggan menyapamu
Wangi racikan kopimu membuat aku tersenyum
Gigilku terasa hangat

Ah, tapi mengapa kopi ini terasa pahit. Sepahit brotowali tua. Dulu tidak begitu.  Waktu kau ada di sampingku. Menyeduhkan secangkir kopi tanpa gula untukku. Denganmu segalanya manis.

Manis yang pahit...
Ketika kenangan manis tentangmu hanya tinggal angan
Manis yang hampa...
Ketika kenangan manis tentangmu seolah tiada berarti apapun untukmu
Kopi manis yang kini hampa...

Hampa yang manis menuju ruang sepi
mendekati alam hening nan sunyi
tenang tenteram

Air berlarian
gemuruh riak-riak menumbuk batu-batu
dingin tidak dingin datang

Putih tidak putih membayang
hadir suci dari kepulan secangkir kopi hitam
Menemani perenungan tenteram
kepada sang sejati

Secangkir kopi ini mengingatkanku akan dirimu
Hadir menyalakan lilin membawa secangkir kopi dengan senyum menawarkan kehangatan

Aku larut dalam ruang yang kau sediakan dengan keanggunan dirimu
Namun kemudian dalam perjalanan kau melepas tanganku tanpa kau beri alasan
Aku bingung berada dipersimpangan ini
Aku kesulitan mengejar langkahmu
Langkah yang kau percepat hingga tangan ini terlepas dari genggamanmu

Hingga akhirnya kutersadar dari lamunan pada segala kenangan yang berhamburan di kepala
Saat secangkir kopi manis itu tetiba seolah berbisik lembut padaku
Aku menemanimu menghabiskan waktu
Tak perlu lagi merasa sendiri meski dia yang kau cinta tetiba pergi

..
Penulis: Ari, Pak Warkasa, Mbak Dinni, Pak Felix, Pak Budi, Mbak Dewi, dan Mbak Nita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun