Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berkebun Sayuran di Balkon sebagai Caraku Mengatasi Kecemasan

17 Juli 2021   11:51 Diperbarui: 17 Juli 2021   14:28 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mengawali pagi ini dengan berkebun di balkon depan kamar kos. Sebagai seorang pencinta tanaman, saya selalu memcoba membahagiakan diri dengan aktivitas sederhana, berkebun. Ini adalah salah satu kegemaran saya.


Ada banyak hal yang bisa membuat hati resah dan gelisah pada masa pendemi ini. Banyak berita tidak menyenangkan pasti terdengar di telinga. Atau berita-berita yang bertebaran di media masa. Perlu mempunyai bijaksana diri untuk memilahnya dan menjaga hati tetap bahagia.

Biji Ketimun. Dokpri keluarga
Biji Ketimun. Dokpri keluarga
Cara saya memang sederhana. Saya mencoba menanam bibit sayuran yang saya bawa dari kampung. Saya membelinya di toko pertanian milik adik. Senang sekali ketika melihat hasilnya. Biji-biji itu tumbuh dengan baik.

Media tanam yang saya gunakan adalah tanah yang sudah bercampur pupuk organik. Saya membelinya di toko tanaman sekitar area kos.

Dokpri: tanaman ketimun yang mulai tumbuh diberi anak panah
Dokpri: tanaman ketimun yang mulai tumbuh diberi anak panah

Pot tanaman yang saya gunakan adalah stereofoam bekas pembungkus aneka makanan. Saya sebagai anak kos yang harus membeli makan sendiri, terpaksa mempunyai banyak kemasan sterefoam sisa pembungkus makanan.

Tentu saja ada alasan mengapa saya tidak memasak di kos. Tempat kos saya tidak ada dapurnya. Begitulah. Namun saya memanfaatkan stereofoam itu untuk menjadi pot tanaman sayuran.

Tanaman pakchoy dokpri
Tanaman pakchoy dokpri
Lalu saya menyiraminya sesuai kebutuhan tanaman. Hasilnya sungguh memuaskan buat saya. Apakah sudah panen? Pastinya belum. Tanaman saya masih kecil-kecil. Namun saya menemukan kebahagiaan dengan mengamati pertumbuhanannya.

Saya belajar tentang keikhlasan. Bagaimana bisa? Satu biji kecil akan berkecambah, merekah, dan tumbuh menjadi akar, batang, dan daun. Tidak ada pertumbuhan yang instan. Semua berlangsung perlahan.

Tanaman kangkung. Dokpri
Tanaman kangkung. Dokpri
Sama dengan kehidupan. Terkadang harus ikhlas menjalani perubahan sedikit demi sedikit. Tidak langsung menunjukkan hasil dalam sekejap. Pandemi membuat kita mempunyai kebiasaan baru saat bepergian ke luar rumah.

Kita harus bersinergi menjalankannya bersama-sama. Bahu membahu agar kebiasaan sederhana ini berdampak baik untuk semua. Jangan hanya menjadi kesadaran beberapa kelompok saja.

Ini akan membahayakan bila masih saja ada orang-orang yang tidak mau patuh menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah. Sedih dan memprihatinkan. Layaknya tumbuhan yang bersedia ikhlas menjalani proses pertumbuhannya perlahan, kita pun hendaknya demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun