Saya mengawali pagi ini dengan berkebun di balkon depan kamar kos. Sebagai seorang pencinta tanaman, saya selalu memcoba membahagiakan diri dengan aktivitas sederhana, berkebun. Ini adalah salah satu kegemaran saya.
Ada banyak hal yang bisa membuat hati resah dan gelisah pada masa pendemi ini. Banyak berita tidak menyenangkan pasti terdengar di telinga. Atau berita-berita yang bertebaran di media masa. Perlu mempunyai bijaksana diri untuk memilahnya dan menjaga hati tetap bahagia.
Media tanam yang saya gunakan adalah tanah yang sudah bercampur pupuk organik. Saya membelinya di toko tanaman sekitar area kos.
Pot tanaman yang saya gunakan adalah stereofoam bekas pembungkus aneka makanan. Saya sebagai anak kos yang harus membeli makan sendiri, terpaksa mempunyai banyak kemasan sterefoam sisa pembungkus makanan.
Tentu saja ada alasan mengapa saya tidak memasak di kos. Tempat kos saya tidak ada dapurnya. Begitulah. Namun saya memanfaatkan stereofoam itu untuk menjadi pot tanaman sayuran.
Saya belajar tentang keikhlasan. Bagaimana bisa? Satu biji kecil akan berkecambah, merekah, dan tumbuh menjadi akar, batang, dan daun. Tidak ada pertumbuhan yang instan. Semua berlangsung perlahan.
Kita harus bersinergi menjalankannya bersama-sama. Bahu membahu agar kebiasaan sederhana ini berdampak baik untuk semua. Jangan hanya menjadi kesadaran beberapa kelompok saja.
Ini akan membahayakan bila masih saja ada orang-orang yang tidak mau patuh menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah. Sedih dan memprihatinkan. Layaknya tumbuhan yang bersedia ikhlas menjalani proses pertumbuhannya perlahan, kita pun hendaknya demikian.