Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Percakapan dengan Alam dalam Karya Puisi

28 Juni 2021   23:35 Diperbarui: 29 Juni 2021   08:54 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Oktober 2020, Kompasianer Mas Wuri Handoko menulis artikel menarik tentang 3 kompasianer wanita yang dijuluki Srikandi Puisi di Kompasiana. Mereka adalah Kompasianer Bu Fatmi Sunarya, Mbak Hera Veronica, dan Ari Budiyanti. 

Nama pada urutan ketiga di atas adalah penulis artikel ini. Artikel Srikandi Puisi Kompasiana adalah bentuk apresiasi dari sesama rekan Kompasianer. Salah satu pengakuan bagi tiga pemuisi yang rajin muncul di kanal fiksiana hampir setiap hari.

Dokpri
Dokpri
Ini menjadi "personal branding" buat saya. Saya merasa bahagia dan bangga karena talenta berpuisi saya dihargai pembaca bahkan menginspirasi sebuah karya.

Saya masih terus berpuisi hingga hari ini. Bahkan aneka tema sudah saya sajikan. Hal menarik saya alami beberapa hari lalu ketika berkelebatan ide mengenai alam semesta. Entah mengapa saya langsung berpikir tentang empat elemen atau unsur yang ada di bumi. 

Percakapan dengan Hujan (dokpri)
Percakapan dengan Hujan (dokpri)
Berawal dari turunnya hujan gerimis hingga deras saya langsung mengaitkan dengan elemen air.

Tunggu dulu, sebelum saya lanjutkan, apakah anda ingat film Avatar? Berikut saya kutip sebagian info tentang film ini dari Wikipedia:

Dalam serial animasi televisi berjudul Avatar: The Last Airbender, Pengendalian unsur merupakan suatu bentuk ilmu sihir fiktif, dimana orang tertentu mampu mengendalikan dan memanipulasi suatu unsur. Dalam cerita, empat unsur yang mampu dikendalikan adalah air, tanah, api, dan udara. 

Setiap elemen dihubungkan dengan jenis pengendalian tertentu: Pengendalian air, Pengendalian tanah, Pengendalian api, dan Pengendalian udara. Selain itu, setiap jurus pengendalian berdasarkan pada jenis ilmu bela diri yang berbeda-beda, dan setiap jenis pengendalian memiliki budayanya sendiri.

Puisi pertama yang saya buat adalah " Percakapan dengan Hujan."

Hujan dalam hal ini pasti dikaitkan dengan air. Apalagi di daerah tropis seperti Indonesia, hujan air bukan salju. Saya mengolah percakapan dengan hujan sedemikian rupa. Puisi ini mengajak pembaca berimajinasi jika bercakap-cakap dengan hujan.

Percakapan dengan Hujan (dokpri)
Percakapan dengan Hujan (dokpri)
Berikutnya unsur kedua dalam alam ini saya ambil udara. Udara tentu saja selalu berkaitan dengan angin. Angin seperti yang kita ketahui artinya udara yang bergerak. 

Dalam puisi "Percakapan dengan Angin", saya mengajak pembaca melihat bahwa angin memberikan manfaat pun kadang mendatangkan bencana. Namun demikian harus tetap bersyukur atas keberadaan angin.

Percakapan dengan Angin (dokpri)
Percakapan dengan Angin (dokpri)
Kedua puisi ini memberikan ruang pada tiap pembaca untuk seolah-olah bercakap-cakap dengan angin. Admin Kompasiana juga bermurah hati membagikan kedua puisi ini dalam akun media sosial facebook dan tweeter. 

Puisi ini saya buat pada hari yang sama.

Percakapan dengan Angin (dokpri)
Percakapan dengan Angin (dokpri)
Puisi Percakapan dengan Angin mendapatkan perhatian dari seorang teman, mbak Dewi Leyly. Puisi ini memberi inspirasi puisi balasan berjudul: Puisi Dewari Serial: Sapa Angin pada Jelita.

Seru juga berbalas puisi dengan rekan kompasianer.

Respon Puisi Berbalas karya Mbak Dewi Leyly (dokpri)
Respon Puisi Berbalas karya Mbak Dewi Leyly (dokpri)
Mbak Dewi, demikian saya menyapa teman saya ini, membuat puisi  yang sangat indah. Anda bisa baca langsung di puisinya.

Selanjutnya saya menulis puisi ketiga masih pada hari yang sama tentang Percakapan dengan Api.

Percakapan dengan api (dokpri)
Percakapan dengan api (dokpri)
Api adalah unsur bumi yang lainnya. Panasnya api bisa bermanfaat dalam banyak hal. Seringkali kita lupa bersyukur dengan keberadaan api. Padahal sehari-hari kita berkutat dengan api. Khususnya ibu-ibu yang memasak di dapur menggunakan kompor gas. 

Puisi ini juga membuka kenyataan kalau api itu kadang bisa sangat berbahaya jika dalam skala besar. Kebakaran bisa terjadi dan melahap semua harta benda. Semoga hal ini dijauhkan dari kita semua.

Percakapan dengan Api (dokpri)
Percakapan dengan Api (dokpri)
Puisi ketiga ini juag dibagikan kembali dalam medsos FB dan tweeternya. Jadi dalam 1 hari ada 3 puisi yang dibagikan oleh admin Kompasiana. 

Hal yang membahagiakan lagi, saya mendapati kategori terpopuler Fiksiana ada 3 puisi saya secara bersamaan. 

Sebagai kompasianer yang tulisannya jarang diberi label artikel utama, pencapaian dalam foto di bawah ini sudah memberi semangat tersendiri untuk giat berpuisi.

Dokpri Terpopuler Fiksiana
Dokpri Terpopuler Fiksiana
Puisi berikutnya, saya mengangkat tema unsur tanah. Percakapan dengan Tanah adalah puisi tentang pengamatan saya pada tanah di bumi ini.

Bagaimanapun kita sebagai penghuni bumi harus bisa menjaga kelestarian tanah. Memang puisi-puisi saya ini murni mengangkat tema alam semesta. Jadi tidak ada maksud khusus apapun. Tidak ada kaitannya dengan Film Avatar.

Percakapan dengan Tanah (dokpri)
Percakapan dengan Tanah (dokpri)
Puisi keempat ini pun membuat saya bersyukur atas tanah tempat berpijak anugerah Tuhan Pencipta alam semesta dan isinya.

Saya pada awalnya ingin menutup serial puisi percakapan. Namun berikutnya saya teringat ada bagian alam lainnya yang juga dekat dengan kita sepanjang hari.

Betul sekali. Cahaya menjadi tema puisi terakhir di hari yang sama.

Percakapan dengan Cahaya (dokpri)
Percakapan dengan Cahaya (dokpri)
Rasa bahagia membuncah ketika mendapat lima puisi saya semua diberi label pilihan editor. Bahagia bukan main. Ini menjadi pencapaian yang pertama.

Menulis 5 puisi pada hari yang sama dan diberi label pilihan editor semuanya. Meskipun kebahagiaan menulis puisi tidak saya letakan sepenuhnya pada label  pilihan dari admin Kompasiana.

Ini adalah contoh-contoh karya puisi saya yang bertemakan alam. Kita bisa mendapatkan inspirasi menulis puisi dari sini, bumi tempat kita tinggal. 

Mari kita bersyukur kepada Tuhan atas alam semesta yang ditopang-Nya setiap waktu, detik demi detik. Anda pun saya juga akan selalu dijagai dan dipelihara dengan baik oleh Pemilik alam semesta ini. 

Maka bersemangatlah selalu dalam menjalani kehidupan. Jangan putus asa apalagi sampai menyerah. Tetap kuat dan sehat. 

Salam hangat puisi hati Ari Budiyanti

..

Written by Ari Budiyanti 

28 Juni 2021

Artikel ke-1617

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun