Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Empat Cara Menjaga Konsistensi Menulis Puisi

9 Juni 2021   18:29 Diperbarui: 9 Juni 2021   23:16 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Hasil tangkap layar: Sumber Bola.com

Menulis puisi apakah satu hal yang sulit dilakukan? Bagi sebagian besar orang bisa jadi ini bukan hal yang mudah. Mungkin karena belum menemukan cara yang tepat. Namun untuk pemuisi seperti saya, hal ini tidaklah terlalu sulit dilakukan. Saya ingin membagikan cara menjaga konsistensi menulis puisi.

Berikut ini empat cara menjaga konsistensi menulis puisi yang akan saya bagikan:

1. Rajin membaca karya puisi orang lain

Cara pertama yang saya lakukan adalah dengan membiasakan membaca karya puisi orang lain. Saya terbiasa membaca buku-buku puisi. Demikian halnya membaca puisi teman-teman Kompasianer. 

Ketika kita rajin membaca, kosakata kita akan bertambah. Kita seperti sedang menabung kata-kata di kepala untuk dijadikan larik-larik dalam bait puisi. Ini tidak sama dengan plagiasi. Membaca karya puisi orang lain adalah salah satu bentuk memperkaya diri dengan pengetahuan literasi.

Dokpri
Dokpri
Membaca karya puisi orang lain juga bisa memperkaya emosi kita. Dengan cara ini, kita bisa menghasilkan karya-karya baru yang berbeda dengan sebelumnya dalam hal muatan emosinya.

2. Mengikuti Kata Hati untuk Menulis Puisi

Salah satu cara sederhana yang biasa saya lakukan adalah mengikuti kata hati. Ini adalah cara kedua yang saya sarankan untuk menjaga konsistensi dalam menulis puisi. 

Kata hati seperti apa yang harus kita ikuti dalam berpuisi? Tentunya yang menginspirasi. Pastikan kata hati kita menuntun kita untuk berkreasi dengan efektif dan inspiratif. 

Misalnya saya yang berkecimpung di dunia pendidikan anak. Saya akan sering menulis puisi berkaitan dengan literasi. Puisi yang juga berkaitan dengan edukasi atau pendidikan. Hati saya akan mengarahkan saya pada hal-hal seputar dunia anak dan literasi.

Dokpri
Dokpri
Bukan hanya itu, kegemaran saya berkebun juga akan mengarahkan puisi saya pada hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan. Bagaimana mencintai bumi dengan menjaga lingkungan adalah tema yang sering saya angkat dalam puisi-puisi saya. Ini karena hati saya mengarahkan ke sana. Bagaimana dengan Anda?

3.  Memilih tema puisi secara rutin dan disiplin

Hal yang saya lakukan berkaitan dengan cara ketiga adalah dengan memilih tema puisi. Saya sering melakukannya. Selama bulan Mei 2021 saya berpuisi dengan tema hari-hari peringatan baik nasional maupun internasional. Ini masih berlanjut di awal bulan Juni.

Dokpri Hasil tangkap layar: Sumber Bola.com
Dokpri Hasil tangkap layar: Sumber Bola.com
Keuntungan cara ini adalah menolong kita untuk  menimba ilmu dan sekaligus mengembangkan pengetahuan berkaitan dengan tema yang sudah kita tentukan. Saya banyak membaca tentang sejarah peringatan hari internasional dan nasional sebelum saya berpuisi. 

Sekali dayung, dua pulau terlampaui. Selain jadi sebuah puisi, wawasan kita juga bertambah. Anda setuju?

4.  Menulis puisi karya kolaborasi

Cara terakhir atau yang keempat ingin saya bagikan adalah dengan berkolaborasi. Cara ini sangat efektif untuk saya. 

Selain menghasilkan puisi dengan ide baru, cara ini bisa memperat silaturahmi dengan sesama penulis. Cara sederhana yang juga bisa menjaga kerukunan antar penulis. 

Kompasiana yang menjadi salah satu wadah kita menuangkan karya, tentu saja mempunyai banyak penulis handal yang bisa diajak berkolaborasi. Beberapa puisi yang saya tulis dengan kolaborasi ditanyangkan oleh salah satu komunitas di Kompasiana.

Dokpri tangkap layar salah satu puisi Kolaborasi saya dengan Kompasianer Ikhlas
Dokpri tangkap layar salah satu puisi Kolaborasi saya dengan Kompasianer Ikhlas
Tentu saja teman-teman tidak asing lagi kan dengan komunitas tersebut. Komunitas Inspirasiana yang peduli literasi dan edukasi. Puisi karya kolaborasi ditayangkan dengan persetujuan rekan yang kita ajak kolaborasi. 

Ini sangat penting. Kita juga harus menyebutkan kedua nama penulis puisi kolaborasi sesuai kesepakakatan bersama. Cara ini saya rasa efektif untuk menjaga konsistensi dalam menulis puisi.

...

Demikian empat cara menjaga konsistensi menulis puisi ala saya, si pemuisi di Kompasiana. Semoga bermanfaat bagi para pembaca yang budiman. Empat cara menjaga konsistensi menulis puisi ini sangat efektif untuk saya pribadi. Demikian harapan saya bagi rekan-rekan sekalian.

Salam literasi, salam puisi

...

Written by Ari Budiyanti

9 Juni 2021

Artikel ke-1577

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun