Pandemi sudah berlangsung sangat lama. Waktu terjadinya pandemi sudah lebih dari satu semester. Berbagai aktivitas menjadi terbatas. Salah satunya terbatas pula dalam bepergian.Â
Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Pandemi tidak akan berlalu hanya dengan gerutuan kita. Satu-satunya cara tetap saja mengisi hari-hari kala pandemi dengan hal-hal mengisnspirasi. Setidaknya itu pilihan saya.
Saya memang suka menulis. Pandemi memaksa saya semakin banyak waktu untuk tinggal di rumah. Sekolah tempat saya mengajar sudah lama memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home. Bekerja dari rumah memang penuh tantangan, tapi harus tetap dijalani dengan senang.
Pekerjaan memang tetap menjadi hal utama yang saya prioritaskan. Kala penat melanda, biasanya saya akan mengalihkan aktivitas sejenak pada hobi saya yaitu menulis puisi. Berbagai tema saya pilih untuk dijadikan puisi. Tidak hanya tentang saya sendiri namun juga mengenai lingkungan sekitar.
Ini beberapa tips dari saya untuk menemukan tema puisi:
1. Membaca KBBI
Saya mencoba berpuisi dengan cara berbeda. Saya menggunakan kosakata baru yang jarang digunakan. Saya mendapatkannya dengan membaca KBBI (Kamus Besar bahasa Indonesia). Selain berpuisi, saya juga memperkaya kosakata Bahasa Indonesia.Â
Beberapa kosakata saya dapatkan juga dari salah satu rekan kompasianer yaitu Pastor Bobby Steven, MSF. Akun Kompasiananya adalah Ruang Berbagi yang tahun ini menjadi salah satu nomine kategori Best in Opinion. Beliau memang salah satu penggiat literasi yang artikelnya banyak memberi ilmu baru untuk saya di dunia tulis menulis. Â Awalnya, ide berpuisi dengan membaca KBBI adalah dari Beliau.
2. Peringatan Hari Besar Nasional dan Internasional
Ada beberapa puisi yang saya buat mengikuti tema hari besar Nasional dan Internasional. Sebagai contoh pada hari Ayah yang diperingati tanggal 12 November 2020, saya membuat beberapa puisi tentang Ayah. Dua diantaranya berjudul Puisi untuk Ayah Sang Pahlawan dalam Keluarga dan Ayah, aku tidak bisa menabung bulan ini.