Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Misteri Euphorbia, Diselimuti Duri namun Bermahkota

22 September 2020   05:00 Diperbarui: 22 September 2020   06:16 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Euphorbia dalam pot di depan balkon kos. Dokpri

Bunga Brunai, yang juga dikenal sebagai Euphorbia, adalah salah satu jenis tanaman hias yang banyak kita jumpai di rumah-rumah. Tanaman ini sudah menjadi sangat familiar dan terkenal.

Meskipun demikian, tanaman ini juga pernah masuk dalam golongan tanaman mahal pada masanya. Sama seperti tanaman hias Gelombang Cinta, yang sekarang sudah memudar namanya. Hampir semua orang juga punya banyak tanaman hias gelombang cinta.

Ada satu kenangan manis di masa lalu, sebelum tahun berpulangnya Bapak saya, sebelum 2007. Teman-teman kantor Bapak datang berkunjung dari Cilacap. Lalu beberapa melihat koleksi bunga Euphorbia yang ditanam kakak perempuan saya. 

Bapak, memang suka berbagi tanaman pada teman-teman. Berbeda dengan kakak perempuan saya yang sempat merasa berat hati karena koleksi Euphorbia masih sedikit dan kecil-kecil. Apalagi tergolong tanaman mahal pada waktu itu.

Dokpri
Dokpri
Namun, kakak saya tetap mau berbagi demi Bapak. Itu teladan yang saya ingat dari Bapak. Bahkan, Bapak saya, setelah teman-temannya pulang, mengganti tanaman Euphorbia itu dengan uang yang diberikannya pada kakak saya. 

Bapak tahu, kalau tanaman itu milik kesayangan anaknya dan bukan milik Bapak sendiri. Jadi Bapak memberikan uang pengganti untuk tanaman kakak saya. Meskipun kakak saya tidak pernah memintanya. Bapak mengajari saya tentang bagaimana menghargai milik orang lain. 

Beliau memang sangat bijaksana. Bapak juga lah yang mengajari anak-anaknya mencintai bunga-bunga dengan cara menanam, merawat dan memelihara di halaman rumah. Baik halaman depan, samping dan belakang rumah.

Euphorbia di halaman belakang. Dokpri
Euphorbia di halaman belakang. Dokpri
Kembali ke tanaman Euphorbia. Jika kita tahu bagaimana cara memperbanyak tanaman ini, dengan mudah koleksi kita bertambah. Saya sudah berhasil menanam dalam pot dan meletakkan di balkon kos..  Saya sudah berhasil memperbanyak lebih dari 5 pot berisi tanaman baru.

Caranya mudah sekali. Anda cukup memotong cabang pada tanaman induk lalu menancapkannya pada media tanam yang baru. Saya telah mencoba beberapa ukuran cabang. Semuanya bisa tumbuh asal tepat perawatannya.

Tanaman ini suka panas namun juga jangan dibiarkan kekeringan karena kurang air. Kita harus tetap menyirami tanaman baru. Saya biasanya menyirami tanaman ini satu kali saja dalam sehari dan rutin.

Tanaman Euphorbia dalam pot di depan balkon kos. Dokpri
Tanaman Euphorbia dalam pot di depan balkon kos. Dokpri
Tanaman ini, jika mendapat banyak cahaya matahari akan cepat berbunga. Sayang sekali, tanaman saya terlindung dari panas matahari sehingga saya harus menunggunya berbunga sangat lama. Ada 1 tahun lebih, baru berbunga.

Mari kita bahas mengenai duri yang menyelimuti batang tanaman ini. Durinya sangat tajam di sepanjang batang dari pangkal sampai ujung tanaman. Daunnya yang rimbun bisa menutupi duri pada batang. Jika Anda tidak tahu, bisa tertusuk durinya dan pasti pegal sampai berdarah.

Meskipun begitu, duri-duri ini diciptakan Tuhan dengan maksud khusus. Boleh dibilang sebagai pertahanan diri tanaman dari lingkungan sekitar. Jika ada yang berniat mengganggu, duri ini siap melindungi. Mungkin seperti itu.

Kupu-kupu di bunga Euphorbia. Dokpri
Kupu-kupu di bunga Euphorbia. Dokpri
Tanaman ini juga mengajari saya mengenai kehidupan. Bila kita perhatikan bunga yang indah, seperti mahkota yang bertahta di atas duri-duri. Meskipun berduri namun tetap memesona dengan mahkota bunganya yang cantik. Lebah dan kupu-kupu juga suka hadir mengunjunginya.

Lebah di atas bunga Euphorbia. Dokpri
Lebah di atas bunga Euphorbia. Dokpri
Tanaman ini mengingatkan saya, betapa Pencipta kita sudah memperlengkapi kita dengan sempurna. Ada sisi kelebihan naum juga ada sisi kelemahan kita. Seperti bunga Euphorbia ini yang juga disebut crown of thorns (mahkota duri-duri). Meskipun terlihat berduri dan sepertinya nampak jelek batangnya, namun tetap indah karena mahkota bunganya.

Jika Anda pernah mengamati bunga ini lebih dekat, Anda akan melihat keindahannya lebih nyata dan jelas. Itu yang sering saya lakukan yaitu mengamati bunga lebih dekat

Closer look Euphorbia. Dokpri
Closer look Euphorbia. Dokpri
Anda juga. Kenalilah diri Anda dengan lebih dekat, lebih jelas, temukan bakat Anda, kembangkan dan niscaya Anda akan lebih beryukur pada Tuhan yang sangat mengasihi Anda. Tuhan Sang Pencipta semesta sangat mengasihi Anda. Jangan sia-siakam hidup Anda. 

Kenapa saya menulis bunga berujung pada refleksi kehidupan ya? Entahlah, saya memang suka mengamati bunga-bunga dan alam sekitar untuk lebih menanamkan rasa syukur diri pada Sang Khalik. Bagaimana dengan Anda?

..

Semoga artikel sederhana ini bisa berguna bagi rekan pembaca

Keponakan dan Euphorbia. Dokpri
Keponakan dan Euphorbia. Dokpri
...

Written by Ari Budiyanti

21 September 2020

Artikel ke 1053

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun