Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cegah Kekerasan pada Anak Bagaimana Caranya? (Bagian 2: Mengatasi Bullying)

4 Agustus 2020   23:30 Diperbarui: 14 Desember 2021   20:36 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Pernah menjadi korban bullying sebelumnya di sekolah dan tidak ada tindak lanjut untuk menghentikannya. Ini menyebabkan anak berpikir bahwa tindakan bullying adalah tindakan untuk membela diri.

Melihat keempat penyebab ini, kita semakin sadar, betapa berbahayanya bullying itu. jika kita menyadari penyebabnya, setidaknya kita bisa menolong anak-anak ini agar tidak terjebak dalam arus menjadi pelaku bullying. Mereka juga butuh ditolong.

Lalu apa tindakan kita sebagai orang dewasa jika mendapati anak-anak menjadi pelaku bullying di sekolah. Beberapa hal yang disarankan penulis buku ini, yaitu Ibu Suzie Sugijokanto, antara lain adalah:

1. Tidak memarahi apalagi memukul anak. Jika ini dilakukan (memarahi dan memukul), anak akan justru semakin meningkat emosinya dan kembali melampiaskan pada teman-temannya di sekolah.

2. Menjelaskan berulang-ulang bahwa tidak baik menyakiti orang lain. Ajarkan anak-anak untuk berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan masalah.

3. Mendampingi anak secara penuh dan memonitor perubahan sikapnya.

4. Mengajak anak mengucapkan doa bersama-sama.

5. Berbicara dengan lembut pada anak, bukan dengan intonasi tinggi.

6. Jangan bertengkar antar suami istri di depan anak.

7. Menghindarkan anak dari tontonan atau permainan yang menadung nilai kekerasan, sebaliknya ajak anak-anak menikmati aktivitas keluarga seperti berenang atau berekreasi.

8. Menghubungi para ahli yang berkompeten untuk menangani masalah anak ini bila masih berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun