4. Pernah menjadi korban bullying sebelumnya di sekolah dan tidak ada tindak lanjut untuk menghentikannya. Ini menyebabkan anak berpikir bahwa tindakan bullying adalah tindakan untuk membela diri.
Melihat keempat penyebab ini, kita semakin sadar, betapa berbahayanya bullying itu. jika kita menyadari penyebabnya, setidaknya kita bisa menolong anak-anak ini agar tidak terjebak dalam arus menjadi pelaku bullying. Mereka juga butuh ditolong.
Lalu apa tindakan kita sebagai orang dewasa jika mendapati anak-anak menjadi pelaku bullying di sekolah. Beberapa hal yang disarankan penulis buku ini, yaitu Ibu Suzie Sugijokanto, antara lain adalah:
1. Tidak memarahi apalagi memukul anak. Jika ini dilakukan (memarahi dan memukul), anak akan justru semakin meningkat emosinya dan kembali melampiaskan pada teman-temannya di sekolah.
2. Menjelaskan berulang-ulang bahwa tidak baik menyakiti orang lain. Ajarkan anak-anak untuk berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan masalah.
3. Mendampingi anak secara penuh dan memonitor perubahan sikapnya.
4. Mengajak anak mengucapkan doa bersama-sama.
5. Berbicara dengan lembut pada anak, bukan dengan intonasi tinggi.
6. Jangan bertengkar antar suami istri di depan anak.
7. Menghindarkan anak dari tontonan atau permainan yang menadung nilai kekerasan, sebaliknya ajak anak-anak menikmati aktivitas keluarga seperti berenang atau berekreasi.
8. Menghubungi para ahli yang berkompeten untuk menangani masalah anak ini bila masih berlanjut.