Meskipun demikian, sebaiknya jangan mengajari anak untuk membela diri dengan memukul atau cara kekerasan lainnya. Ini tanpa sadar juga sedang mengajari anak untuk menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.Â
Ajari anak untuk segera mencari pertolongan pada orang dewasa yang dapat dipercaya, seperti guru, saat di sekolah.
Jika sekiranya merasa tidak cukup kuat untuk membela diri sendiri, anak-anak disarankan untuk segera mencari pertolongan pada orang yang tepat.Â
Namun demikian juga harus berhati-hati. Jangan sampai membiarkan anak menjadi seorang yang selalu mengadu dan menangis menghadapi masalahnya.
Perlahan kita menolong mereka mengatasi masalahnya selama itu bisa dilakukannya sendiri. Ini akan melatih kedewasaan anak. Atau setidaknya, kita bisa mengajari anak-anak untuk menyampaikan perasaannya dengan baik. Hal ini untuk menolong anak ke depannya bisa lebih mandiri dan tidak terus menerus tergantung pada kita.
Bagaimana menolong para pelaku bullying agar berhenti? Tanpa sadar, saat kita fokus pada korban bullying saja, kita bisa lupa bahwa pelaku bullying yang notabene anak-anak juga ternyata butuh pertolongan agar bisa menghentikan kebiasaan buruknya tersebut.
Buku ini menyebutkan, bahwa pelaku bullying, baik anak-anak maupun orang dewasa umumnya mempunyai latar belakang sebagai berikut: mudah putus asa, emosi tak terkendali, impulsif atau dominan, dan menunjukkan kekerasan dalam berbagai cara.
Beberapa penyebab bullying itu sendiri disebutkan ada macam dalam buku ini, yaitu:
1. Pengaruh keluarga. Keluarga yang melakukan kekerasan pada anak, akan menyebabkan anak juga meniru melakukan kekerasan pada sesamanya.
2. Pengaruh teknologi dan televisi. Penggunaan gadget yang berlebihan, pemilihan games yang dimainkan anak tanpa pengawasan orang tua, juga bisa memicu tindakan bullying.
3. Paksaan atau ajakan teman-teman. Anak-anak yang merasa lemah dan terpaksa ikut-ikutan teman-teman yang memaksanya, akhirnya akan terbiasa juga melaukan bullying.