Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran yang Bersahaja di Tengah Pandemi Covid-19

24 Mei 2020   12:59 Diperbarui: 24 Mei 2020   12:58 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Hari ini, perayaan hari raya Idul Fitri sungguh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami hanya bisa tinggal di rumah saja sesuai anjuran pemerintah. Tidak ada kunjungan ke sanak saudara dan handai taulan. 

Rindu bersua dengan mereka semua yang dekat di hati namun terpaksa dijauhkan mata. Anjuran gerakan tutup pintu benar-benar dilakukan oleh sebagian besar keluarga-keluarga di sini. Tak saya lihat adanya rombongan orang yang biasanya datang berkunjung dari rumah ke rumah berkeliling antar tetangga.

Semua memilih untuk tinggal di rumah saja. Setidaknya itu yang saya perhatikan. Seandaianya ada yang luput dari perhatian, bisa juga karena saya tetap ada di rumah, hanya memperhatikan yang terjangkau mata. Biasanya kami kalau pagi-pagi di hari Lebaran, sudah mendapat kunjungan beberapa kerabat. 

Bahkan tahun ini keluarga kakak saya yang di Bekasi tak bisa pulang kampung karena anjuran dari pemerintah untuk tidak mudik dulu. Menahan rindu itu memang berat, namun mau bagaimana lagi, itu yang terpaksa dipilih demi kebaikan bersama suatu bangsa.

Kami juga biasanya mengunjungi kerabat yang dekat. Keluarga om dan tante saya juga sudah mengatakan untuk tetap merayakan Lebaran di rumah, tidak boleh keliling ke sanak saudara. Jadi kami hanya bersilaturahmi secara online, baik melalui video call maupun melalui pesan tertulis di berbagai aplikasi seperti whatshapp, facebook dll.

Ada banyak pilihan media sosial umtuk berkomunikasi. Memang ini berasa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Maksudnya, meski secara lokasi kami dekat namun kami terpaksa saling menjauh, menjaga jarak dan tidak bertemu. Pertemuan hanya dilakukan secara online.

Kami yang jauh secara lokasi, tetap bisa merasa dekat juga melalui media online. Itulah keterbatasan yang harus kita terima pada perayaan Lebaran tahun 2020. Sebuah kenangan pertama kalinya terjadi di sepanjang sejarah hidup saya, bertemu saat lebaran hanya secara online. Saling bermaaf-maafan pun secara online. 

Meskipun demikian, makna kebersamaan dalam perayaan Idul Fitri ini tetap berjalan. Lebaran ini tetap bersahaja meski di tengah pandemic Covid-19. Keluarga dari pihak yang lebih muda saling bersua meminta maaf pada anggota keluarga yang lebih tua.

Sementara dengan rekan sebaya juga tetap saling bermaafan. Acara tahunan yang digelar bersama tema-teman SMP untuk bersilaturahmi juga tak bisa dilakukan tahun ini. Kami hanya bisa saling bermaafan melaui pesan tertulis di group kelas SMP. Tidak ada kesempatan pertemuan silaturahmi dengan teman SMP seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hal baru lainnya yang saya rasakan di tahun 2020 ini adalah merayakan Lebaran dengan group Kompasianer Penulis Berbalas (KPB). Tahun ini kebersamaan saya rasakan sangat dekat dengan rekan-rekan penulis di Kompasiana. 

Meskipun hanya dengan berbagi pesan singkat dan aneka gambar tentang perayaan Idul Fitri melalui group, tetap saja tidak mengurangi betapa bersahajanya Lebaran tahun ini. Meski tanpa pertemuan secara langsung, namun makna silaturahmi dan saling bermaafan bukankah tetap bisa terjalin.

Bukan hanya itu, hari raya Idul Fitri ini jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020, ini waktunya kami sekeluarga beribadah di rumah. Jadi keluarga kami tetap beribadah Minggu di rumah lalu baru saling menelepon untuk bermaaf-maafan. Ada toleransi yang tetap dikembangkan. 

Sanak saudara yang merayakan Lebaran juga bisa memaklumi dan memberi kami kesempatan beribadah Minggu seperti biasanya, baru kami ikut merayakan Lebaran dengan bersilaturahmi, saling memaafkan melalui video call bersama.

Pesan indah dalam ibadah Minggu pagi kali ini adalah tentang bagaimana kami diingatkan, ada banyak berkat Tuhan yang bisa kita lihat dan hitung meskipun di kala pandemi melanda. Asal kita mau mencoba jujur melihat segala kebaikan yang muncul pada akhirnya, yang Tuhan sedang rencanakan untuk kehidupan kita. 

Seperti lirik sebuah lagu pujian yang sangat menguatkan kami berjudul "Pelangi Kasih Tuhan" demikian liriknya:

Apa yang kau alami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti
Cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu
Tuhanku tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti
Satu hal tanamkan di hati indah semua yang Tuhan b'ri


Reff:

Tangan Tuhan sedang merenda
Suatu karya yang agung mulia
Saatnya kan tiba nanti
Kau lihat pelangi kasih-Nya

....

Sumber foto: pinterest
Sumber foto: pinterest
Semoga dengan lagu di atas, bisa menghibur dan menguatkan setiap kita, bahwa pada saatnya nanti kan kita temui dan dapati keindahan dan kebaikan dari segala yang sudah Tuhan rancangkan untuk hidup kita melalui hal-hal yang nampak berat buat kita lalui saat ini. Ingatlah selalu Tuhan selalu memberi yang terbaik pada kita, asal kita senantiasa mempercayai hati-Nya yang penuh kasih pada kita. 

Doa terbaik saya bagi semua rekan-rekan kompasianer dan pembaca Kompasiana. Tuhan memberkati kita sekalian.

Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin.

...
Salam damai
...
Written by Ari Budiyanti
24 Mei 2020

Artikel hari ke 28 samber thr 2020
The last day of event Samber THR
Done

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun