Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aneka Kisah Masa Kecil yang Tak Terlupakan Saat Bulan Ramadan

12 Mei 2020   21:39 Diperbarui: 12 Mei 2020   21:48 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema Samber THR kali ini menulis tentang Humor [Nostalgia Ramadan]. Jujur sejak dua hari lalu saya sudah berpikir keras mau menuliskan apa. Sampai semalam ini pun saya masih ragu dengan apa yang saya hendak tulis. 

Apakah saya tidak suka humor? Bukan juga. Hanya saja saya merasa ketika hendak menuliskan sebuah humor, sesuatu yang lucu buat saya, kalau dituliskan membuat saya cemas sendiri. 

Siapa tahu hal tersebut tidak lucu buat orang lain. Atau malah membuat tersinggung tanpa sengaja. Aduh saya kebanyakan pikiran ya. Tapi begitulah. Kalau tidak yakin dengan apa yang saya tulis, saya memilih tidak menulisnya. Saya tidak akan memaksakan diri menulis hal yang dalam hati saya tentang sendiri. 

Jadi tulisan kali ini mungkin tidak masuk kategori humor. Saya hanya ingin mengisahkan salah satu nostalgia indah masa kecil saya di bulan Ramadan dengan 2 sahabat masa kecil saya. Boleh ya? 

Pada setiap bulan Ramadan, kami bertiga selalu pumya rencana di siang hari yang panas. Sepanjang jalan di desa kami, yang menuju perbatasan desa Kunci, mengalir sebuah sungai kecil. Kami sebut saja itu sungai karena dengan ukuran tubuh kami yang masih kecil-kecil, namanya juga anak-anak ya, kami merasa kalau itu sungai yang panjang.

Seperti petualangan perjalanan masa kecil kami di bulan Ramadan. Perjalanan menyusuri suatu rintangan air yang panjang. Tapi kami menikmatinya. Kami sangat senang. Saya saja tidak ingat apa saja yang kami bicarakan sepanjang petualangan kami menyusuri sungai.

Hal yang terkenang adalah kebersamaan kami tiga sahabat menikmati siang di bulan Ramadan. Salah satu teman kami menjalankan ibadah puasa. Tapi saya juga tidak ingat apakah puasanya sampai sore atau puasa hingga bedhug siang saja. Yang jelas teman saya ini selalu ikut berjalan-jalan.

Setelah saya beranjak remaja, dan duduk di bangku SMP, saya selalu melewati jalan raya dekat sungai penuh kenangan itu. Setiap kali melewati jalanan itu pun, saya langsung ingat kedua sahabat saya ini.

Jalan menuju sekolah SMP saya. Dokpri
Jalan menuju sekolah SMP saya. Dokpri
Lama sudah kami tidak bersua. Kenangan-kenangan persahabatan masa kecil kami pun tidak terlupakan. Pada kesempatan lainnya, kami sering bermain bersama. Saya sangat merindukan dua sahabat saya ini. Entah mengapa kenangan masa kecil ini begitu kuat terpatri di hati. 

Semoga kedua sahabat saya ini selalu dalam perlindungan Tuhan. Amin.semoga kami pun ada kesempatan bertemu di kemudian hari. 

Kisah-kisah seru dan lucu yang saya alami bersama kedua teman saya ini juga banyak. Tidak hanya di bulan Ramadan. Waktu kecil kadang saya bermain sampai malam bersama teman-teman di komplek rumah kakek saya. 

Terkadang lupa sudah waktunya pulang karena serunya bermain bersama, apalagi jelang bulan purnama nan benderang. Pernah dan mungkin sering, saya ditinggal pulang sama Ibu saya. Jadi sepanjang siang hingga sore kami ada di rumah kakek. Kami akan pulang ke rumah pada sore hari. Tapi karena keasyikan bermain saya sering lupa pulang sore hari. Saya akan kembali ke tempat kakek saat malam.hari dan Ibu sudah pulang duluan ke rumah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun