Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Daun Katuk, Bahan Pangan Lokal Bergizi Tinggi tetapi Tetap Harus Hati-hati

24 Februari 2020   06:30 Diperbarui: 24 Februari 2020   06:33 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber artikel dalam bola.com


Jadi, ada banyak alasan untuk mengkonsumsi daun katuk ini dalam menu sehari-hari Anda. Daun katuk ini bisa diolah dengan menjadikannya sayur bening yang dipadukan dengan aneka sayuran lain seperti wortel, tomat dan jagung. Apakah Anda pernah mencobanya? 

Meski kaya dengan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, kita perlu mengetahui pula efek samping apabila mengonsumi tanaman ini secara berlebihan. Memang segala hal.yang berlebihan kadang justru membahayakan.

Daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin. Jika jumlahnya berlebihan dalam tubuh, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Karena itu penting sekali bagi kita mengetahui informasi lengkap mengenai daun katuk.

Lalu bagaimana cara aman mengonsumsi daun katuk ini? Kita harus terlebih dahulu merebus daun katuk. Proses pemanasan daun katuk melalui perebusan ini dapat mengurangi sampai meniadakan sifat racun daun katuk. Sedangkan batas maksimal mengonsumi daun katuk ini adalah 50 g per hari.

Bagi Anda penggemar sayuran dan berencana mengonsumsi daun katuk, perlu memperhatikan pula efek samping dan cara memasak daun katuk seperti yang tertulis dalam artikel ini. Petiklah daun katuk yang masih muda untuk dikonsumsi. Semoga saja bermanfaat bagi para pembaca. 

Ada satu cerita menarik yang saya dengar dari bu dokter gigi Dewi Leyly tentang lomba cipta menu berbahan dasar daun katuk di sebuah puskesmas. Tujuan lomba ini adalah untuk meningkatkan minat para ibu hamil untuk mengonsumsi daun katuk. Aneka menu dihidangkan dengan bahan baku daun katuk. Pemenangnya adalah pembuat menu sayur rica-rica daun katuk yang dimakan dengan lauk telur dadar dengan campuran daun katuk. 

Kalau ini menarik untuk Anda, bisa juga Anda jadikan menu alternatif memasak rica-rica  daun katuk. Saya lebih tertarik sama telur dadar dengan campuran daun katuk. Selamat mencoba menu baru daun katuk.

Di masa kecil saya, banyak tanaman daun katuk yang tumbuh sebagai tanaman pagar di tepian rumah masyarakat desa. Tanaman ini ternyata juga bisa berfungsi sebagai "pagar hidup".

Selain berfungsi bagi kesehatan tubuh, tanaman katuk ini bisa membantu juga untuk menyuplai udara bersih. Jika Anda sudah tahu manfaat daun katuk ini, maukan Anda mulai menanamnya di pekarangan rumah Anda? Mari mengembangkan bahan pangan lokal bernutrisi mulai dari halaman rumah sendiri.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun