Mama punya kenalan lama yang bisa menolong kami untuk tinggal sementara di sini. Kami mendapat pekerjaan layak dan bisa menghidupi kebutuhan sehari-hari. Meski terpaksa berhenti kuliah dulu. Namun Tania bertekad akan melanjutkan studynya kemudian.Â
Di senja yang lainnya di negeri khatulistiwa, Rian sedang mempersiapkan untuk mengikuti rangkaian test. Beasiswa kuliah S2 di Jerman. Apakah mungkin aku bisa mencarimu di kota Frankurt sana Tania. Apakah harus kutinggalkan semua kehidupan di negri ini dan menujumu nan jauh di sana. Sungguh perpisahan ini tak sanggup kutahan lagi Tania. Aku merindukanmu. Bisik Rian dalam hati.
Tekadnya telah bulat. Ingin dia cari tempat study di Jerman agar dia bisa menemui Tania. Astri berulang kali memintanya untuk memikirkan ulang niatnya. " Jangan terbawa emosi" kata Astri.Â
Rian hanya menggeleng. "Tekadku sudah bulat Astri. Aku akan menyusul Tania. Akan kunyatakan perasaanku kepadanya. Aku akan bersamanya. "Â
Astri hanya diam. Temannya ini memang terkenal gigih dengan keinginannya. Selalu berusaha mewujudnyatakan. Terlebih ketika berkaitan dengan cinta. Astri hanya tak menduga kalau perasaan Rian amat kuat pada Tania. Selama ini dia mengira ini hanya kekaguman semata pada si pujangga senja. Sebagaimana mereka berdua menyehut Tania.Â
Lalu Rian pun mengikuti serangkaian test penerimaan beasiswa study di Jerman. Memang masih beberapa bulan lagi pengumumannya. Dia sadar bahwa tak ada yang dikenalnya di negri yang akan ditujunya selain Tania. Diusahakannya mendapatkan beasiswa full.Â
Orang tua Rian pun tak sanggup mencegah. Mereka hanya memberi Rian satu syarat. Harus paling tidak lilus S1 lebih dulu. Dan beasiswa yang diambilnya di Jerman harus S2. Maka Rian pun berjuang keras mempercepat penyelesaian study S1 nya agar bisa layak mengambil gelar S2 di Jerman dan mengejar cinta sejatinya.Â
Sementara itu, kesibukan Tania di Frankfurt membuatnya tidak selalu menulis lagi. Karya-karya barunya tak mincul lagi di blog pribadinya. Dia hanya lelah. Berusaha mendapatkan beasiswa sambil bekerja itu tidak mudah baginya. Namun dia terus mengusahankannya dan berdoa. Hanya ada satu hal yang terus mengganggunya. Semua bayangan dan kenangan tentang Rian tak pernah pudar dari ingatannya. Entah mengapa.Â
Kedua insan di dua benua yang berbeda ini sedang masing-masing berjuang untuk menggapai mimpinya. Dan rasa cinta mendalam di antara keduanya sudah menjadi sauh kuat untuk sebuah perjuangan untuk kebersamaan. Masing-masing hanya saling menjaga dalam doa-doa yang terlantunkan saat senja tiba.Â
Akankah Cinta di antara dua benua ini akan menyatu?Â
....