Saya sampai hari ini masih menjadi guru saat tulisan ini saya buat. Sekolah tempat saya mengajar sangat memperhatikan literasi siswa. Adanya ruang perpustakaan, papan mading sekolah, fasilitas rak buku di setiap kelas, mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 6 SD.Â
Dalam tulisan saya sebelumnya, di hari Pahlawan, 10 November 2019 lalu, saya sempat singgung sedikit mengenai hal tersebut. Boleh Anda simak di link berikut ya: hari-pahlawan-10-november-2019-apa-karyaku-bagi-bangsa?
Dalam berbagai kesempatan saya mengajar, khususnya Tematik muatan Bahasa Indonesia, pasti akan saya ceritakan aneka kisah pengalaman saya berkaitan dengan tulis menulis. Kegemaran saya menulis. Bahkan kebiasaan saya menulis di Kompasiana ini pun saya ceritakan. Waktu saya bilang jumlah karya yang sudah saya buat, mereka akan merespon terkagum-kagum. Saya jadi kadang merasa terhibur dengan apresiasi dari para siswa kecil saya ini.Â
"Wow, Ms Ari hebat." Kata mereka. Saya berterimakasih pada mereka yang secara tidak langsung juga memberi semangat dengan respon mereka. Secara anak-anak ini merasa kesulitan kalau diminta membuat karangan berupa laporan sederhana. Padahal saya hanya meminta mereka menulis 5 kalkmat saja. Tapi saya perhatikan dengan perkembangan waktu, mereka mulai bisa merangkai sendiri kalimat-kalimat tersebut menjadi cerita. Bahkan bisa lebih dari 5 kalimat, tanpa bantuan saya.Â
Ini kisah mereka sebagai respon terhadap cerita tentang kegemaran menulis saya. Ada dua siswa perempuan di kelas saya yang sangat antusias dan ingin mencoba menulis cerita bebas, karya mereka. Jadi bukan tugas sekolah di pelajaran dengan muatan Bahasa Indonesia. Mereka berjanji pada saya akan membawakan karya mereka. Memang sih tidak langsung serta merta mereka berikan pada saya pada hari berikutnya. Saya masih menunggu dan saya tidak memaksa mereka untuk cepat-cepat berikan ke saya. Saya mau mereka melakukannya karena kesadaran mereka sendiri, kecintaan mereka sendiri pada dunia literasi menulis cerita.
Sampai suatu pagi,
"Ms, aku bawa tulisanku"
Seorang murid menyapa saya dengan semangat, apa yang dia janjikan untuk dibawa, akhirnya dia ingat.Â
Entah berapa kali, di sela-sela waktu mengajar, saya selalu sematkan aneka cerita tentang kegemaran saya menulis yang bisa terinspirasi berbagi peristiwa. Bahkan pemberian berupa kartu dari anak-anak sebagai bukti sayang pun bisa jadi tulisan oleh saya. Anda bisa baca di link berikut: Â Pemberian dari hati itu sangat berarti.
Saya mensyukuri hal ini sebagai berkat saya dari Tuhan. Sebuah talenta dalam menulis. Dan pagi itu, saya membaca kisah sederhana yang dibuat murid saya. Tentu saja dengan apresiasi dari saya atas karya perdananya.
Hari berikutnya yaitu hari ini, pagi tadi, saya dapat kejutan lagi.