Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Biolanya Mengalunkan Nada Cinta, pun Hatiku Padanya

19 Oktober 2019   19:47 Diperbarui: 9 Oktober 2021   14:48 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama sepekan ini, Senin hingga Jumat para siswa di sekolah tempatku mengajar akan menempuh ujian akhir semester. Semua soal sudah siap. Tugas administrasi yang menunggu hanya tinggal mengoreksi dan memasukan nilai.

Sore ini kubawa satu kantong kertas berisi hasil ujian mereka yang akan kukoreksi di taman bunga. Sambil berharap pemain biola yang kini sudah kutahu nama akan datang lagi. Tentu saja bersama musiknya. 

Dan memang benar, tak lama dari waktu ku duduk di sudit taman bunga itu, dia datang ke tempat biasanya. Todak terlalu jauh dari tempatku duduk. Melempar sentum manisnya. Melihatku sibuk, tak ada sapa darinya. Hanya duduk menggenggam biolanya yang siap dimainkan. Mungkin dia sudah usai bekerja sepertiku.

Aku menikmati lagu-lagu romantis yang dimainkannya. Tak lupa lagu Serenade Franz Schubert juga selalu dimainkannya. Dia selalu mengahayati semua alunan musik yang dimainkannya. Membuatku lupa harus lanjut mengoreksi jawaban di kertas-kertas ujian siswa. 

Selalu ada tepuk tanganku setiap dia mengakhiri lagunya. Dan dia akan mengangguk pelan penuh santun tanda terimakasihnya. Lalu pada lagu penghujung dia mainkan satu alunan yang tak ku tahu. Apakah ini lagu cinta? Tak ada jawab dari dia saat kutanya. Dia hanya bilang "PR buat bu guru ya" Sambil tersenyum cerah. "Any clue please?" Dia hanya menggeleng. 

Sejenak kami berbincang tentang konser yang kemarin kami lihat bersama. Iya berkat Dika yang kupikir sengaja merencanakannya. Bagaimana tidak, Anthony ini kakak sepupunya. 

Anthony yang sering kusebut dengan kata dia sebelumnya, nampak sangat bahagia sore ini. Entah karena apa. Tapi aku rasa aku juga sama. Saat dia mulai mengisahkan tentang musik-musik kesukaannya. Aku kadang menimpali dengan musik yang ku tahu. Meski tak banyak. Tapi setidaknya pembicaraannya bisa kuikuti. Karena buku-buku yang sempat kubaca juga. 

"Buku apa yang paling kamu suka, Laras?" Pertanyaan Anthony berganti topik saat tahu aku bisa mengikuti pembicaraannya dari buku-buku yang kubaca. "Biografi. Karena dengan membaca kisah biografi, aku belajar tentang kehidupan nyata yang dijalani tokoh-tokoh yang kisqh hidupnya kubaca. Termasuk para musisi klasik yang sekaligus Komposer dunia. Aku jadi tahu juga beberapa karyanya. Apa karya terbaik. Kalau penasaran tinggal searching aja di you tube. " lanjutku tanpa jeda saat orang menanyakan tentang bunga. 

Sama seperti saat Anthony membicarakan musik yang seolah telah menyatu dengan dirinya. Tak bisa disela. Meluncur indah membuatku hanyut dengan suara merdunya. Astaga aku rasa aku mulai jatuh hati padanya. Menjelang malam tak terasa bagi kami yang dalam.sekejap sudah akrab berbicara. Makasih ya Dika. Batinku. 

Anthony memutuskan mengantarku pulang rumah malam itu. Sebentar saja berbincang sebelum dia pulang. Dan saat dia pergi, entah mengapa hati ini mendadak sudah rindu saja. Ingin hariku segera berganti esok dan menjadi sore hari saat kami bisa bersama lagi di taman bunga. 

Malam itu ponselku berdering. Ada nama Dika pertanda dia di penelepon.

"Ya, hallo Dika" jawabku singkat. "Hai bu guru, bagaimana konser kemaren malam? Tiada cerita nih. Diem-diem aja." Ada rasa penasaran dari suara Dika. 

" Seru, aku suka lagu-lagunya. Sayang sekali ya kau tak datang Dika." Jawabku setelah sejenak berpikir. "Oh ya? Beneran nih sayang aku ndak ikut atau untung ya aku ga ikit. Jadi bisa jalan baremg kak Anthony?" Kata Dika diujung sana berusahan menggodaku. "Iya baiklah, pak dokter. Makasih ya. Aku jadi kenal dekat sama kakak sepupumu." Terdengar tawa renyah Dika tanda puas dan semakin meyakiniku dia sengaja melakukan ity.

"Aku mau pamitan, dapat tugas seminar di luar negeri agak lama. Ke Eropa di beberapa kota. Mau nitip apa?" Pelan dia sampaikan. "Nitip salam buat Menara Eifel ya" jawabku asal-asalan saja. Lagi-lagi dia tertawa. "Hati-hati Dika, pulanglah cepat dengan selamat" kataku akhirnya setelah kudengar tawanya usai.

"Ok makasih. Pastilah aku pulang cepat agar bisa mennghadiri pernikahan kakak sepupuku, kaka Anthony." Deg, jantungnku seperti ingin berhenti berdetak sesaat karena kaget. Kaka Anthony, dia mau menikah. Berasa kelu mulutku. Tak ingin kutanya dengan siapa. "Hallo, kau masih di sana Laras?" Nada suara Dika masih yenang tapi nampak ada cemas. 

"Yes, I am here" jawabku lemah. "Dika, kak Anthony mau menikah kapan dan dengan siapa?" Tak bisa kupungkiri rada penasaranku untuk tahu. "Tak tahu tepatnya kapan, semoga tahun ini dan segera. Itu harapanku" aneh juga pikirku. "Sama siapa dia menikah?" Lanjutku karena masih belum mendapat jawabnya. Seandainya diq memang bukan untyk aku, bisa segera kuhentikan rasa yang sudah mulai muncul mengintup di kalbu.

" kasi tahu ga ya?" Kata Dika sengaja menggodaku lagi. Aku tak balas. Hanya diam. Tak berasa di sudut mataku menggenang airmata yang siap meluncur ke pipi. " sama ... Bu guru Laras" kata Dika sambil tertawa lagi. 

Sontak aku girang dalam hati dan resah itu sirna langsung "Dikaaaaaa" teriakku di ponsel. "Maaf. Bikin kamu deg-degan ya dikira dia udah punya calon. Calonnya ya kamu itu Laras. Aku yakin sekali. Semoga segera diajak menikah ya sama kak Anthony" jawab Dika panjang lebar. "Oke, bye dulu ya kakak ipar." Sambil tertawa lebar dan kusekali teriakin Dika dan segera dia menutup telponnya. Rupanya tak.mau dengar suara cemprengku. 

Selasa hingga Jumat berlalu dan kami masih terus bertemu. Aku dan kak Anthony. Saling berkisah hidup yang pernah dijalani. Pekerjaan yang ditekuni dan berbagai kisah lain. Masih tetap sama di taman bunga itu. Aku dengan bukuku dan dia dengan biolanya. 

"Besok malam ada acara?" Tanya kak Anthony padaku. "Belum ada." Jawabku singkat. Besok kan malam Minggu. Kak Athony tersenyum. " Aku jemput ya jam setengah 7 malam" aku mengangguk tanpa ada tanya mau diajak ke mana. Astaga, apakah aku mabuk kepayang oleh rasa yang menderu tiba-tiba. Bukankah itu tak boleh. 

"Kak Anthony, besok mau ajak aku ke mana? Kalau ke taman bunga ini, aku bisa koq langsung sendiri. Ndak perlu dijemput" aduh koq aku malah bilang ndak mau dijemput ya.

Kak Anthony tertawa melihat gelagat cemasku. "Kita ke tempat lain. Bukan ke sini. Mau?" Jawabnya misterius. "Iya kemana? Rahasia ya? Aku ga suka rahasia-rahasiaan" dia hanya memberiku senyuman. "Tunggu besok ya"

Hari terasa jauh lebih lama daat pagi hingga siang lalu sore menjelang. Hanya karena aku menunggu Sabtu malam saat dia datang menjemputku. 

Dia menjemputku tepat waktu sehingga debarku segera berlalu karena menunggu waktu. Dia membawa biola kesayangannya. Bajunya juga rapi. Nampak keren sekali mengendarai mobil hitamnya. Rasanya aku sudah jatuh cinta. 

Dia mengajakku masuk ke sebuah kafe yang cukup ternama di kota tempat kami tinggal. Tapi mengapa begitu sepi. Tak banyak pengunjung. Sangat jarang. Hanya beberapa saja. Aneh bagiku. Tapi karena aku datang bersama kak Anthony aku merasa tenang-tenang saja.

"Duduklah di sini" sambil menarik kursi agar aku bisa duduk. So sweet ya. Berasa princess diperlakukan sangat sopan begini. Aku pun duduk. Tapi dia koq pergi. Bukannya duduk di depanku. Aku tercekat. "Kak Anthony..?" Seruku bingung.

Dia menatapku seolah mengatakan agar aku tenang. Dan akupun segera diam. Berjalan menuju panggung kafe tapi dia kali ini meletakkan biolanya di meja. Dia tidak memainkan biola. Lalu mau apa? 

Kak Anthony duduk di belakang keyboard yang disiapkan tepat di tengah panggung. Lalu dia mulai memainkan keyboardnya dan menyanyikan lagunya Michael Learns To Rock, Etenal Love. 

"It's a beautiful feeling
what we got deep inside
we got a flame that will last forever
togethe
r you and I


Such a rush of emotions
there's no way we can push it away
cuz they'll never tear our love apart

our bond will never break

Do you believe in the power
of everlasting love
we can make it if we stay together
our love is just enough

Promise me this forever
we'll always stay this way
we can start at the end of time
and do it all again

Oh my love
I'm all yours
and there will never be another one
'cause I'm eternally yours
My heart's a flame
and it's burning in your name
even through the sands of time
my love will always grow
and I won't let go

No matter if you're near of far
our bond will never break

Promise me this forever
we'll always stay this way
we can start at the end of time
and do it all again

Oh my love
I'm all yours
and there will never be another one
'cause I'm eternally yours
My heart's a flame
and it's burning in your name
even through the sands of time
my love will always grow
and I won't let go

It's a beautiful feeling
we've got deep inside
and there will never be another one
'cause I'm eternally yours
My heart's a flame
Such a rush of emotions
burning in your name
we can't push it away
even through the sands of time
my love will always grow
My eternal love"

Aku tak bisa menahan hati ini. Dia memiliki suara yang sangat merdu. Alunan keyboardnya juga indah. Yang kutahu selama ini dia hanya bisa main biola. Itu saja sudah memikatku tapi ini ternyata dia bisa juga mainkan keyboard.

Aku segera berdiri memberinya tepuk tangan kupikir telah usai pertunjukkannya untukku. Dia mengangguk ucapkan terimakasih dan memberi tanda agar kududuk kembali. 

 
Dia masih tersenyum dan melangkah maju ke tepi panggung bagian depan. Aku bisa melihatnya jauh lebih jelas. Dan dia mainkan biolanya dengan sangat manis. Satu lagu yang pernah dimainkannya di taman dan kutanya lagu apa itu. Meski sudah dijadikan PR bagiku namun belum kutemui jawabnya.

Saat dia mainkan biolanya, tentu masih tak tahu lagu itu. Tapi aku menikmatinya. Selesai lagu itu dimainkan, dia segera turun dari panggung kafe tadi dan berjalan menujuku. "Suka?" Tanyanya padaku.

Aku mengangguk pasti. "Iya aku suka sekali." Jawabku dengan senyum cerah. "Sama, aku juga suka kamu" katanya ringan sambil menatapku. "Apa?" Kataku terkejut mendapat pernyataan spontan dari kak Anthony. "Aku cinta kamu" katanya mengulangi. "Laras, Maukah kau menikah denganku?"

Sejenak aku diam dan tak tahu harus bilang apa. "Aku.. aku mau" Jawabku pada akhirnya. Malam Mingguku berakhir bahagia. Kutanya padanya, tadi lagu apa yang dimainkan dengan biola? 

"When God made you, itu judul lagunya. Mau tahu lirik lagunya? PR ya." Katanya sambil tersenyum. "Kak Anthony" Kataku meneriakkan namanya tapi segera kutahan. Malu karena suaraku tanpa sadar membuat beberapa orang menatapku. Kak Anthony hanya tertawa kecil. 

Seperti perkiraan dan harapan Dika. Di akhir tahun kami melangsungkan pernikahan itu. Dan aku akhirnya bisa membuka hatiku untuk pemain biola itu. Sungguh Biolanya telah mengalunkan  nada cinta, pun hatiku padanya. 

... Tamat ...

Written by Ari Budiyanti

19 Oktober 2019

...

Lagu terakhir buat semua sobat di malam minggu ini dari Michael Learns To Rock 

Call on Love

Selamat bermalam Minggu semuanya

Baca juga:

1. pria-pemain-biola-apa-aku-cinta

2. bagiku-itu-bukan-sekedar-alunan-nada

#CerpenAri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun