Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Biolanya Mengalunkan Nada Cinta, pun Hatiku Padanya

19 Oktober 2019   19:47 Diperbarui: 9 Oktober 2021   14:48 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya, hallo Dika" jawabku singkat. "Hai bu guru, bagaimana konser kemaren malam? Tiada cerita nih. Diem-diem aja." Ada rasa penasaran dari suara Dika. 

" Seru, aku suka lagu-lagunya. Sayang sekali ya kau tak datang Dika." Jawabku setelah sejenak berpikir. "Oh ya? Beneran nih sayang aku ndak ikut atau untung ya aku ga ikit. Jadi bisa jalan baremg kak Anthony?" Kata Dika diujung sana berusahan menggodaku. "Iya baiklah, pak dokter. Makasih ya. Aku jadi kenal dekat sama kakak sepupumu." Terdengar tawa renyah Dika tanda puas dan semakin meyakiniku dia sengaja melakukan ity.

"Aku mau pamitan, dapat tugas seminar di luar negeri agak lama. Ke Eropa di beberapa kota. Mau nitip apa?" Pelan dia sampaikan. "Nitip salam buat Menara Eifel ya" jawabku asal-asalan saja. Lagi-lagi dia tertawa. "Hati-hati Dika, pulanglah cepat dengan selamat" kataku akhirnya setelah kudengar tawanya usai.

"Ok makasih. Pastilah aku pulang cepat agar bisa mennghadiri pernikahan kakak sepupuku, kaka Anthony." Deg, jantungnku seperti ingin berhenti berdetak sesaat karena kaget. Kaka Anthony, dia mau menikah. Berasa kelu mulutku. Tak ingin kutanya dengan siapa. "Hallo, kau masih di sana Laras?" Nada suara Dika masih yenang tapi nampak ada cemas. 

"Yes, I am here" jawabku lemah. "Dika, kak Anthony mau menikah kapan dan dengan siapa?" Tak bisa kupungkiri rada penasaranku untuk tahu. "Tak tahu tepatnya kapan, semoga tahun ini dan segera. Itu harapanku" aneh juga pikirku. "Sama siapa dia menikah?" Lanjutku karena masih belum mendapat jawabnya. Seandainya diq memang bukan untyk aku, bisa segera kuhentikan rasa yang sudah mulai muncul mengintup di kalbu.

" kasi tahu ga ya?" Kata Dika sengaja menggodaku lagi. Aku tak balas. Hanya diam. Tak berasa di sudut mataku menggenang airmata yang siap meluncur ke pipi. " sama ... Bu guru Laras" kata Dika sambil tertawa lagi. 

Sontak aku girang dalam hati dan resah itu sirna langsung "Dikaaaaaa" teriakku di ponsel. "Maaf. Bikin kamu deg-degan ya dikira dia udah punya calon. Calonnya ya kamu itu Laras. Aku yakin sekali. Semoga segera diajak menikah ya sama kak Anthony" jawab Dika panjang lebar. "Oke, bye dulu ya kakak ipar." Sambil tertawa lebar dan kusekali teriakin Dika dan segera dia menutup telponnya. Rupanya tak.mau dengar suara cemprengku. 

Selasa hingga Jumat berlalu dan kami masih terus bertemu. Aku dan kak Anthony. Saling berkisah hidup yang pernah dijalani. Pekerjaan yang ditekuni dan berbagai kisah lain. Masih tetap sama di taman bunga itu. Aku dengan bukuku dan dia dengan biolanya. 

"Besok malam ada acara?" Tanya kak Anthony padaku. "Belum ada." Jawabku singkat. Besok kan malam Minggu. Kak Athony tersenyum. " Aku jemput ya jam setengah 7 malam" aku mengangguk tanpa ada tanya mau diajak ke mana. Astaga, apakah aku mabuk kepayang oleh rasa yang menderu tiba-tiba. Bukankah itu tak boleh. 

"Kak Anthony, besok mau ajak aku ke mana? Kalau ke taman bunga ini, aku bisa koq langsung sendiri. Ndak perlu dijemput" aduh koq aku malah bilang ndak mau dijemput ya.

Kak Anthony tertawa melihat gelagat cemasku. "Kita ke tempat lain. Bukan ke sini. Mau?" Jawabnya misterius. "Iya kemana? Rahasia ya? Aku ga suka rahasia-rahasiaan" dia hanya memberiku senyuman. "Tunggu besok ya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun