Membaca topik pilihan terbaru di Kompasiana langsung mengingatkan saya pada masa kecil. Almarhum Bapak saya seorang Jawa. Jiwa Nasionalisnya juga tinggi yang selalu ditularkan pada kami anak-anaknya. Beliau bekerja di luar kota. Saya hanya bisa bertemu Bapak dengan rutin setiap hari Sabtu Sore sampai Senin pagi. Karena hanya sekitar 2 hari dalam seminggu bisa bersama, pastilah rindu dan selalu ingin bersama Bapak.Â
Setiap malam Minggu dan malam Senin adalah jadwal Bapak mendongeng untuk kami semua anak-anaknya. Saat itu adik saya belum lahir. Kami berempat mendengarkan dongeng. Salah satu lagu yang mengantar kami setelah mendengarkan dongeng adalah Lir Ilir. Sampai sekarang saya masih ingat lirik lagunya. Berikut ini ya teks lagu Lir Ilir
Lir ilir, lir ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako
Surak iyo
Saya tidak tahu makna lagu ini selama masa-masa kecil saya. Mungkin Bapak menceritakan maknanya. Tapi saya tidak ingat. Saya hanya suka saja lagu ini karena iramanya meneduhkan. Setelah dewasa, saya baru tahu bahwa lagu ini diciptaKan oleh Sunan Kalijaga.Â
Perlukah saya membahas makna lagu ini? Ada banyak tulisan mengenai makna lagu Lir Ilir di Internet. Anda bisa segera mencarinya hanya dengan mengetik kata kunci: lir ilir. Akan ada banyak sekali artikel tentang ini. Bahkan wikipedia pun menyajikan informasi tentang lagu Lir Ilir.
Selain itu, Bapak juga lah yang memperkenalkan saya pada dongeng Cindelaras. Dongeng khas rakyat Jawa Timur ini dikemas menarik oleh Bapak saya. Bahkan semacam sajak singkatnya pun dilantunkan oleh Bapak saat bercerita. Berikut ini yang saya ingatÂ
CINDELARAS
Jagone Cindelaras
Omahe tengah alas
Payone godhong klaras
Bapakne Raden Putra....Â
Arti dari puisi dalam cerita Cindelaras kira-kira begini. Jago adalah ayam jantan milik Cindelaras. Dia tinggal di tengah hutan yang dalam bahasa Jawa disebut alas. Atap rumah terbuat dari daun kelapa yang sudah kering, dalam bahasa Jawa disebut Klaras.Â
Almarhum Bapak saya memang sangat pandai mendongeng dan suka sekali menyanyi. Kisah Buto Ijo juga saya dengar di masa kecil dari Bapak. Lalu ada lagu Gundul-Gundul Pacul dan juga Sluku-Sluku Bathok. Semua itu diajarkan oleh Bapak saya di masa kecil saya.Â
Lirik lagu Gundul-Gundul Pacul
Gundul gundul pacul cul gelelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Selain kisah bersama Bapak, ada sedikit saya selipkan kisah seru saya di masa kecil ya. Bermain bersama teman-teman sebaya di area rumah. Permainan seru yang biasa saya mainkan dengan teman-teman di kampung adalah Cublak Cublak Suweng. Ini dia Lirik lagunya.
Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter
Mambu ketundung gudhel
Pak Empong lerak-lerek
Sopo ngguyu ndelekakhe
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong
Lagu ini juga saya perkenalkan pada murid-murid saya di sekolah tempat saya mengajar. Mereka senang menikmati lagu daerah sambil bermain bersama. Kalau bukan kita yang memperkenalkan pada generasi muda, lalu siapa lagi? Jangan ijinkan lagu-lagu tradisional kita punah karena tidak dikenal generasi penerus bangsa.Â
Bukan hanya itu, di sekolah tempat saya mengajar, lagu daerah juga kami nyanyikan bersama setiap menjelang jam pulang sekolah. Setiap Minggu, berarti 5 hari sekolah, ada 1 lagu daerah yang didendangkan. Seringkali bergantian dengan lagu Nasional.Â
Dalam acara pentas seni yang terakhir diadakan, sekolah juga mengambil tema wonderful Indonesia. Semua siswa dan guru mengenakan baju adat tradisional Indonesia dan semua siswa tampil menyanyikan aneka lagu daerah. Tentu saja bersama gerakan/tarian lagu tersebut.Â
Mari bersama ambil peran aktif ikut memperkenalkan dan mencintai lagu-lagu daerah. Akan lebih menarik lagi disertai dongeng-dongeng cerita rakyat yang sarat makna.Â
Ini kisah singkat saya tentang lagu-lagu tradisional yang selalu membawa kenangan manis dan indah bersama almarhum Bapak dan juga teman-teman masa kecil saya di kampung. Mana kisahmu ?
...
Written by Ari Budiyanti
25 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H