"Tumben nunggu di sini, biasanya kan di halaman depan dekat gerbang sekolah" kaget melihat adiknya sudah berdiri di depan kelasnya. Ratri hanya tersenyum kecil. "Buat mas Dodi" Ratri memberikan sebatang coklat yang dibelinya di kantin saat istirahat ke dua tadi.Â
"Apa, mau minta jangan dibilangin ayah lagi, kamu menubruk bu Sari 2 kali? " Dodi hanya menatap sebatang coklat di depannya tanpa menerimanya.Â
"Ih, mas Dodi negatif thinking deh sama aku. Ini ucapan terimakasihku karena mas Dodi kan udah selamatin aku sampe dua kali hari ini" Ratri menyelipkan coklat ke saku kemeja seragam Dodi.Â
"Makasih" kata Dodi pelan. Lalu mereka berjalan pulang bersama. Saat di depan jalan raya mqu menyeberang, Ratri langsung menggandeng tangan kakaknya. Dodi diam saja. Sepanjang perjalanan pulang, Ratri terus bercerita tak habis-habisnya. Mulai dari salah ambil buku, lalu duduk di kursi yang salah di kelas dsb.Â
Dodi hanya diam mendengarkan. Dia akan merindukan saat-saat ini tahun depan. Ketika dia harus  ke luar kota melanjutkan study. Meninggalkan adiknya yang masih juga ceroboh. Akankah Ratri berubah setelah Dodi jauh darinya.Â
"Ratri,.." panggil Dodi pelan. Sesaat lagi mereka sampai di rumah. "Tahun depan mas Dodi tak bisa pulang pergi ke sekolah bersamamu lagi, bisakan kau jaga dirimu sendiri. Lebih hati-hati dan fokus. Jangan melamun saat jalan ke sekolah"Â
Nasehat Dodi yang serius itu membuat Ratri tertegun. Selama ini dia tak pernah memikirkan hal itu. Dia menikmati saja kebersamaan dengan kakaknya.Â
"Mas Dodi tak bisa mengawasimu selamanya, jadi berubahlah lebih hati-hati ya" Dodi mendahului Ratri masuk rumah. Sementara Ratri berdiri diam di depan rumah.Â
"Pulang sekolah koq bengong di depan rumah. Bukannya kasi salam Ibu dan segera masuk." Suara Ibu mengagetkan Ratri. Segera Ratri menjabat tangan Ibu dan menciumnya. Lalu segera masuk rumah untuk berganti baju dan makan.Â
Saat mau masuk ke kamarnya, Ratri melewati ruangan kerja ayah. Ada mas Dodi yang sudah langung duduk manis sambil baca buku yang dipinjqmnya di perpustakaan. Sekilas Ratri baca judulnya You can do it, even if others say you can't.Â
(Mungkinkah aku bisa tidak ceroboh lagi, mumgkinkah aku berubah? Aku pasti bisa) batin Ratri sambil melangkah menuju kamarnya.Â