Gedubrak...
Buku-buku berjatuhan dari tepian meja. Siapa yang tidak tahu pelakunya. Semua langsung menduga.Â
"Hai! Hati-hatilah kau, masa meja sebesar itu tak nampak pula. Masih juga kau tabrak! Dasar Ceroboh!"
Ini yang ke tiga kalinya di senja mendung, Ratri mendapat umpatan Dasar Ceroboh.Â
("Astaga, apa yang sedang kupikirkan tadi sampai jalan menubruk meja ruang kerja Ayah. Kini berkas-berkas kerja ayah berserakan. Semoga aku bisa menyusunnya dengan tepat lagi, sebelum ayah datang.") Batin Ratri begejolak.
"Maaf Mas Dodi, kaget ya. Jangan bilang Ayah ya"
Kesal, marah dan ... "kau ini, kapan berubah lebih hati-hati, fokus-fokus" Â
Dodi berdiri, meletakan buku yang dibacanya. Lalu membantu adiknya merapikan buku-buku yang berjatuhan dari meja kerja ayah. Juga berkas-berkas dalam map kertas yang juga berserakan.
Sejak kecil, Ratri memang terkenal paling ceroboh di rumah. Meski demikian, Dodi sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya.Â
Selesai. Tepat saat bunyi sepeda motor Ayah berhenti di halaman samping rumah.Â
"Sedang apa kalian di dalam sana, senja ini sangat cerah" suara ayah mengagetkan Ratri dan Dodi yang masih berdiri di depan meja kerja Ayah.Â