Lalu lintas yang padat membuat perjalanan menjadi terhambat. Banyak orang naik kendaraan pribadi bersama keluarga untuk mudik dengan tujuan yang sama, ke kampung halaman.Â
Cara lainnya menikmati perjalanan mudik, biasanya dengan menikmati pemandangan di tepi jalan raya. Saya paling suka kalau kendaraan mulai melewati jalan menembus hutan. Pemandangan pepohonan hijau menyehatkan mata. Setidaknya ada para penyerap karbon dioksida yang dikeluarkan kendaraan bermotor dan pemberi oksigen bagi para pemudik. Cukup menyegarkan.
Banyak pedagang dadakan di pinggir jalan berjualan aneka makanan kecil dan minuman. Jadi jika sewaktu-waktu butuh, ada yang sudah menyediakan. Baginpara pemudik, kemacetan acapkali membuat keluh kesah keluar. Namun bagi para pedagang dadakan, atau pedagang asongan, keadaan ini kesempatan mereka menjajakan dagangan mereka. Selalu ada sisi positif dari sudut pandang yang lain. Ada yang diuntungkan pula, mendapatkan penghasilan tambahan saat macet mendera.Â
Itu kisah-kisah seru saya selama perjalanan mudik. Bagaimanapun kondisinya, tergantung cara kita meresponnya. Apakah akan berkeluh kesah, atau memilih menikmati keadaan tersebut dengan lapang dada. Silakan memilih sobat.Â
Pada akhirnya, perjalanan mudik akan diakhiri dengan pertemuan dengan keluarga besar, sahabat lama, atau para tetangga. Ada aneka acara silaturahmi diadakan. Iya, demi itu semua, mudik pun akan ditempuh apapun resikonya.
Selamat menikmati perjalanan mudik rekan-rekan pembaca sekalian.
Salam mudik
..
Written by Ari Budiyanti
2 Juni 2019