Bapak Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid. Dalam suatu seminar kebangsaan yang pernah saya ikuti, Beliau adalah salah satu narasumber pada acara tersebut. Iya saya memang beberapa kali mengikuti kegiatan seminar kebangsaan di Jakarta.Â
Malam ini saya membaca biografi kehidupan Bapak Dr.(H.C.) K. H.
Abdurrahman Wahid yang tercantum di Wikipedia dan beberapa sumber lainnya. Saya yang sejak awal mengagumi Beliau, dibuat semakin kagum ketika mengetahui kisah kehidupan Beliau di masa kecil hingga dewasa. Ada banyak rangkaian perjuangan yang memberikan inspirasi lebih pada saya.Â
Saya membaca tentang semangat Beliau dalam menuntut Ilmu. Juga Beliau begitu rajin dan aktif dalam dunia tulis menulis.Â
....
Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 -- meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun) adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001.
(Sumber Wikipedia)
....
Beliau, semasa kecilnya ternyata diajarkan oleh ayahnya untuk membaca aneka buku, majalah dan koran. Dengan demikian akan memperluas pengetahuan.
Setelah menyelesaikan masa belajarnya Beliau pun mendapatkan pekerjaan pertama sebagai guru di sekolah madrasah. Beliau juga menjadi jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.
Keinginan belajar Beliau terus berlanjut. Sepertinya tidak pernah ingin berhenti belajar. Beliau juga belajar di luar negeri, di beberapa negara. Beliau pada awalnya masih punya keinginan untuk terus belajar lagi di luar negeri. Semangat belajar yang luar biasa. Ingin lagi dan lagi, belajar dan belajar. Meskipun akhirnya, tidak jadi dilaksanakan karena Beliau lebih memilih mengembangkan pesantren di Indonesia.
Beliau melanjutkan kariernya di bidang jurnalistik, sebagai jurnalis, yang menulis untuk majalah dan surat kabar. Hasil tulisan Beliau diterima dengan baik. Beliau semakin dikenal dan memiliki popularitas. Kemudian Beliau mendapatkan banyak undangan untuk memberikan seminar dan kuliah. Beliau terus mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan. Mendidik generasi bangsa menjadi pribadi-pribadi yang baik.
Sedikit saja dari kisah hidup Beliau yang saya tuliskan, semoga mampu memberi inspirasi bagi sekalian pembaca. Kita semua tahu, kehidupan Beliau dan keluarga memberi banyak pengaruh baik di negara Indonesia. Saya termasuk salah satu orang Indonesia yang belajar banyak dari kehidupan Beliau. Karena saya juga seorang guru, saya menampilkan sebagian tulisan mengenai Beliau dalam kiprahnya di dunia pendidikan Indonesia.
Semangat belajar yang tak henti-hentinya. Haus akan ilmu dan menggunakan ilmu yang dimiliki untuk kebajikan. Menekuni dengan giat dunia tulis menulis yang pastinya memberi pengaruh positif dan langgeng pada kehidupan bangsa.Â
Nilai-nilai moral yang Beliau ajarkan dan tanamkan dalam hati kita pun terus menjadi inspirasi penyatu bangsa. Mari kita saling peduli sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Mari bersatu.Â
Beliau dikenal sebagai simbol Kebhinekaan. Indonesia yang kaya akan berbagai macam agama dan kebudayaan, memberi ciri khas bagi bangsa. Salah satu pesan beliau adalah "Yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan". Sungguh indah bukan? Dan juga sangat menghibur.Â
Bagi para kaum minoritas di Indonesia, keberadaan Beliau memberi harapan adanya pembelaan pada hak-hak mereka. Bahkan Beliau mendapat julukan "Bapak Kaum Minoritas" Indonesia karena berbagai usaha Beliau mengutamakan dan mempedulikan hak-hak kaum minoritas di Indonesia. Salah satunya jasa Beliau yang paling diingat adalah ketika menjabat menjadi Presiden ke-4 RI, mengakomodasi perayaan tahun baru China atau Imlek menjadi hari libur nasional. Tentu saja hal ini begitu berkesan dan sangat berarti.
Saya sangat menghargai jasa-jasa Beliau. Pesan-pesan positifnya dalam menjaga persatuan bangsa terus menjadi inspirasi. Ada keteduhan dan ketenangan setiap kali saya mengingat Beliau. Tokoh panutan yang terus memberikan inspirasi bagi generasi penerus bangsa.Â
Semangat toleransi yang Beliau selalu tebarkan dan ajarkan menjadi peringatan keras bagi kita saat ini. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang akhir-akhir ini terlihat begitu miris. Kita sebangsa dan setanah air Indonesia. Mengapa masih ada pertikaian yang menimbulkan perpecahan dan kegetiran di hati kita?
Berkacalah pada salah satu tokoh pemersatu bangsa, Gus Dur. Beliau dengan semangat nasionalisme yang tinggi, ingin terus menjaga Indonesia dan mempertahankan Pancasila. Gus Dur tidak rela jika keutuhan dan kesatuan bangsa dan Negara yang dihasilkan tanggal 17 Agustus 1945 tercabik-cabik. Mari kita bersama meneladani tokoh Gus Dur.
Begitu terpatrinya Gus Dur dalam hati anak-anak bangsa, sampai ada lukisan-lukisan yang diciptakan khusus untuk mengenang jasa-jasa Beliau.
....
Seorang pelukis, Nabila menyebutkan bahwa Gus Dur adalah guru bangsa yang sudah mendedikasikan hidupnya bagi bangsa dan negara demi kemanusiaan dan keberagaman.
"Tentu saja (Gus Dur) bukan pahlawan untuk orang Islam atau orang NU saja. Tapi Gus Dur adalah pahlawan bagi kita semua, bagi khalayak umum. Karena Gus Dur adalah sang pencerah, panutan banyak umat beragama," papar NabilaÂ
(Sumber: voaindonenesia
https://www.google.com/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/4670672.html)
...
Begitu juga bagi saya, sosok tokoh Gus Dur sungguh sangat menyentuh hati. Pemberi teladan hidup penuh toleransi, memberi semangat Nasionalisme, dan senantiasa menjaga persatuan bangsa di negara Indonesia.Â
Terimakasih Bapak Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid
....
Selain itu ada begitu banyak penghargaan yang diberikan sebagai tanda penghormatan atas karya-karya semasa kehidupan Beliau. Berikut ini saya cantumkan data berdasarkan sumber Wikipedia, mengenai gelar penghargaan yang Beliau dapatkan.
...
Doktor kehormatan
Gus Dur juga banyak memperoleh gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lembaga pendidikan:
- Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat, Bangkok, Thailand (2000)
- Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)
- Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas Sorbonne, Paris, Prancis (2000)
- Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand (2000)
- Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000)
- Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000)
- Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)
- Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel (2003)
- Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan(2003)
- Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)
....
Mari pergunakan waktu yang masih ada untuk berkarya nyata bagi bangsa Indonesia tercinta. Tebarkan kebajikan dan kasih sayang, perhatian dan kepedulian pada sesama tanpa membeda-bedakan. Marilah menjadi insan-insan yang berguna bagi Indonesia.Â
Salam damai Indonesiaku
Salam hangat saudara-saudariku sebangsa dan setanah air.
...
Sumber Bacaan:Â
Wikipedia,Â
Voaindonesia,Â
Kompas,Â
Liputan 6
....
Written by Ari Budiyanti
27 Mei 2019
#Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H