Seorang ayah adalah panutan bagi anak-anaknya. Teladan nyata dalam mendidik anak, adalah hal terpenting. Tidak cukup hanya dengan kata-kata nasihat. Saya masih ingat saat Bapak saya minta maaf pada saya di masa kecil. Kenangan ini sangat tajam terpatri di ingatan saya. Bagaimana tidak, seorang Bapak mau minta maaf ke anak SD (waktu itu) seperti saya.Â
Memang waktu itu pertanyaan saya tergolong sangat remeh. Karena hal yang sangat sederhana dan umum saja tidak tahu. Makanya Bapak saya kaget, dan sempat mengeluarkan kata-kata yang meremehkan saya. Hanya satu kata, namun membuat saya sangat sedih. Meski saya waktu itu tidak membantah, kesedihan saya sangat dalam. Saya kan memang tidak tahu, jadi saya bertanya. Mungkin pertanyaan saya tanpa sengaja membuat Bapak saya marah dan terlempar kata-kata yang melukai.Â
Mengapa ini masih terkenang? Karena menyentuh emosi terdalam. Keesokan harinya, saya ingat betul ketika Bapak saya mendekati saya dan meminta maaf atas kata-kata yang melukai saya. Seorang Bapak mau meminta maaf ke anaknya. Satu teladan kerendahan hati yang luar biasa.Â
...
Amarah, adalah hal yang terkait dengan topik hari ini. Iya, Redakan amarah dan seteru. Siapakah insan di bumi ini yang tidak pernah marah sama sekali? Lalu apakah marah itu salah? Kemarahan, amarah dan marah. Apa perbedaan dari ke tiga kata tersebut?Â
Kemarahan, berasal dari kata marah(bahasa Inggris: wrath, anger; bahasa Latin: ira), adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin.
Marah adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu untuk menghentikan perilaku mengancam mereka.Â
(Sumber Wikipedia)
....
Amarah menurut KBBI diartikan berikut ini
nafsu amarah:
1) dorongan batin untuk berbuat yang kurang baik, terutama marah;