Buah Kurma merupakan salah satu buah yang saya tunggu-tunggu di bulan Ramadan. Saya banyak melihatnya dijual di mall bagian makanan, maupun di beberapa toko bahan pangan lainnya. Bahkan ada rekan kerja saya yang jualan buah kurma. Sudah dua kali saya beli ke teman saya dan satu kali beli di toko makanan.Â
Kurma (Phoenix dactylifera) merupakan buah dari pohon palem yang dikenal sebagai palem kurma. Buah Kurma berbuah pertama kali pada tahun ke empat. Setelah itu, pohonnya akan berbuah terus. Bentuknya kecil tidak teratur.Â
Dengan kandungan nutrisi seperti di atas, buah kurma ini menjadi pilihan baik untuk makanan pembuka. Bagi saudara-saudara yang berpuasa, juga bisa mengawali buka puasa dengan mengkonsumsi buah ini. Buah Kurma rasanya manis dan bermanfaat bagi kesehatan. Terlebih jika pada waktu berbuka masih ada di kendaraan umum. Buah kurma selain baik secara nutrisi, juga mudah dibawa ke mana-mana.Â
Makanan lainnya yang biasanya menjadi pilihan untuk mengawali buka puasa adalah olahan manis lainnya seperti aneka bubur seperti bubur sumsum, bubur candil, bubur ketan hitam, bubur kacang hijau atau biji salak.Â
Tapi, mengapa harus mengawali makanan berbuka puasa dengan makanan yang manis? Ataukah ini sebagai pilihan? Saya tidak akan membahas mendetail di bagian ini karena saya tidak tahu banyak mengenai kaitan makanan manis sebagai makanan pembuka untuk berbuka puasa. Saya rasa rekan-rekan kompasianer sudah ada yang membahasnya.
Bahkan jika menjadi bahan perbincangan, pro dan kontra, saya juga tidak bisa memberikan pendapat saya. Saya hanya memperhatikan teman-teman, tetangga, keluarga yang menunaikan ibadah puasa biasanya memang memilih makanan manis sebagai menu awal berbuka puasa.Â
Nah, dari beberapa sumber di internet yang saya baca, jika perut kosong, tubuh kita akan cenderung mencari makanan yang segera dapat mengenyangkan perut.Â