Buku. Siapapun yang kenal dan dekat dengan saya tahu itu. Setiap kali ada buku bagus, mereka rekomendasikan pada saya. Ada bazar buku, mereka infokan juga ke saya. Dan entah berapa kali dalam hidup saya, mendapatkan hadiah buku tak henti-hentinya. Hampir setiap ulang tahun pun selalu ada kado buku.Â
Sampai suatu kali, teman-teman kerja di Surabaya bingung mau memilihkan buku apa, akhirnya untuk hadiah saya mereka memberi saya voucher membeli buku senilai sampe 1 juta.
Biar saya pilih sendiri. Kaget, senang, dan kalap saya mendapat hadiah itu. Kebetulan sekali memang, tempat kerja saya di Surabaya berdekatan dengan toko buku, jadi saya langsung cairkan voucher itu menjadi tumpukan buku baru. Ini kenangan tak terlupakan.
Jadi, kalau Anda melihat koleksi buku saya banyak, tidak semuanya saya beli sendiri. Banyak juga yang merupakan hadiah.
Semua buku ini adalah koleksi pribadi, tidak dijual. Jadi kalau saya posting foto buku dengan label nama Aby Online Library, hanya pertanda itu buku punya saya. Bukannya saya mau jualan buku ya. Karena pernah sekali saya posting di kompasiana foto satu buku saya bertulisakan ABy Online Library, dan dihapus. Saya berpikir, apakah dikira saya berjualan sehingga dihapus? Jadi saya tuliskan di sini untuk memperjelas bahwa buku-buku itu untuk bacaan pribadi saya. Not for sale.
Buku-buku kisah biografi adalah kegemaran saya sejak dulu. Saya juga suka baca buku-buku cerita anak, kisah klasik. Buku pengetahuan juga saya baca. Fiksi dan non fiksi menjadi bacaan saya selama ini, sampai sekarang. Â Ada banyak pilihan buku di perpustakaan yang bisa saya baca di masa SMA saya.
Kembali pada kisah bersama buku-buku saya. Lalu, apakah saya sudah bisa mengoleksi buku setelah lulus SMA? Tidak. Waktu saya kuliah di Surabaya, saya pun tinggal tidak terlalu jauh dari perpustakaan.
Selain ada perpustakaan di kampus yang memenuhi kebutuhan saya akan buku-buku pengetahuan dan bidang study yang saya pelajari, saya juga sering mengunjungi perpustakaan bersama yang dikhususkan untuk para mahasiswa yang mau belajar lebih. Para alumni menyediakan banyak jenis buku untuk kami baca. Tuhan sungguh-sungguh sayang pada saya, tanpa keluar uang, masih bisa baca-baca buku yang bagus.
Sesekali ada buku-buku tertentu yang saya sangat ingin miliki. Untuk mendapatkan buku itu, saya harus menghemat luar biasa, memotong uang makan saya, sisihkan sedikit untuk beli buku tersebut. Saya tidak pernah mau membebani orangtua saya untuk buku-buku yang bukan buku wajib perkuliahan. Beliau sudah habis uang banyak untuk membiayai kuliah saya, dan kebutuhan buku-buku wajib di kampus.
Begitulah, sampai saya lulus kuliah, saya paling hanya punya 2 atau 3 buku yang saya beli dengan menyisihkan uang tersebut. Tidak banyak. Koleksi buku.
Percaya atau tidak, letak sekolah tempat saya mengajar berdekatan sekali dengan toko buku yang selalu memberi potongan harga 10% bagi guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Nah klop kan? Kegemaran membaca menjadi bertambah dengan kegemaran membeli buku.
Surabaya menjadi semacam "surga" buku buat saya. Bersama teman-teman penggemar buku juga, saya sering keliling ke toko-toko buku, jauh dekat untuk mendapatkan diskonan buku-buku bagus.
Beberapa buku rekomendasi teman saya tentang kisah klasik anak pun, yang jadi best seller dunia, dalam sekejap menjadi koleksi saya. Mulai dari Little Princess, Heidi, Nello, Ceddie, Secret Garden, Railway Children, Nobody Boy dan lain-lain.Â
Itu baru beberapa saja judul buku yang saya sebutkan. Masih sangat banyak yang lainnya. Dan bila sudah mengajak bicara soal buku, saya sering lupa diri, atau tepatnya lupa berhenti. Teman-teman saya tahu hal itu. Mirip-miriplah seperti kalau diajak bicara soal bunga. Nah itu, buku-buku tentang merawat bunga pun saya baca, meski tidak semua bunga itu saya tanam. Saya beli pasti juga pas acara diskon besar-besaran.
Sebagai pendidik adakalanya saya mengalami kesulitan menghadapi anak-anak dengan berbagai karakter dan sikap yang dibawa dari rumah. Saya perlu membaca buku panduan untuk bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul. Tidak semua murid di kelas bersikap manis. Ada juga yang sangat butuh bimbingan dalam tutur kata, bersikap sopan dll. Buku-buku ini sangat menolong saya karena ditulis oleh pakarnya.
Oya, sebenernya bicara soal cita-cita, di awal saya ingin menjadi ilmuwan, tapi semua pintu kesempatan waktu itu tertutup dan yang ada saya jadi guru sekarang. Setidaknya saya juga mengajar IPA, jadi ada kaitannya sedikit.
Ini salah satu buku kesukaan saya. Metode kultur jaringan tumbuhan. Buku ini menjadi salah satu buku panduan saya saat mengerjakan skripsi.
Namun, ketika kesempatan yang hadir di depan mata terus menerus adalah pendidikan, menjadi guru sekarang merupakan hal yang paling saya sukai, melebihi keinginan saya menjadi Scientist. (Meskipun sebenarnya kalau ada kesempatan, saya masih mau juga mencobanya.) Terkadang hidup itu bukan untuk memenuhi apa yang kita inginkan saja, tapi apa yang kita butuhkan.
Membaca buku-buku membuat saya merasa mengelilingi dunia, berbicara dengan orang-orang yang punya pemikiran hebat, mengenali cara berpikir mereka yang berbobot dan menceriakan hari-hari saya secerah aneka warna bunga. Jadi banyak sekali buku-buku kesukaan saya. Jangan ditanya ya apa buku favorit saya, karena akan membawa Anda dalam pembicaraan panjang tanpa ujung dengan saya, alias saya akan bicara terus.
Oya ada satu pengalaman menarik yang tak bisa dilupakan. Saya pernah bekerja di Jakarta, dan ikut satu komunitas para pembaca buku yang disebut care group. Di situ, kami membaca buku bersama dan bergantian membahas isi buku per bab nya. Salah satu anggota, sekarang sudah almarhum, sangat baik pada saya.Â
Beliau seorang bapak yang suka membaca dan menulis. Beliau memberi saya buku-buku sangat banyak. Beberapa adalah huku-buku bahasa Inggris. Berikut ini salah satu buku kesukaan saya yang beliau berikan.
Dan terakhir, buku lain yang saya sukai adalah kumpulan puisi. Baik itu puisi dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris saya menikmatinya. Ada juga seorang teman yang memberi saya hadiah perpisahan sebuah buku kumpulan puisi ketika saya pindah dari Surabaya. Buku itu menjadi salah satu yang saya bawa kemanapunn saya pergi.
Selamat Hari Buku Sedunia
..
Written by Ari Budiyanti
23 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H