Selain ada perpustakaan di kampus yang memenuhi kebutuhan saya akan buku-buku pengetahuan dan bidang study yang saya pelajari, saya juga sering mengunjungi perpustakaan bersama yang dikhususkan untuk para mahasiswa yang mau belajar lebih. Para alumni menyediakan banyak jenis buku untuk kami baca. Tuhan sungguh-sungguh sayang pada saya, tanpa keluar uang, masih bisa baca-baca buku yang bagus.
Sesekali ada buku-buku tertentu yang saya sangat ingin miliki. Untuk mendapatkan buku itu, saya harus menghemat luar biasa, memotong uang makan saya, sisihkan sedikit untuk beli buku tersebut. Saya tidak pernah mau membebani orangtua saya untuk buku-buku yang bukan buku wajib perkuliahan. Beliau sudah habis uang banyak untuk membiayai kuliah saya, dan kebutuhan buku-buku wajib di kampus.
Begitulah, sampai saya lulus kuliah, saya paling hanya punya 2 atau 3 buku yang saya beli dengan menyisihkan uang tersebut. Tidak banyak. Koleksi buku.
Percaya atau tidak, letak sekolah tempat saya mengajar berdekatan sekali dengan toko buku yang selalu memberi potongan harga 10% bagi guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Nah klop kan? Kegemaran membaca menjadi bertambah dengan kegemaran membeli buku.
Surabaya menjadi semacam "surga" buku buat saya. Bersama teman-teman penggemar buku juga, saya sering keliling ke toko-toko buku, jauh dekat untuk mendapatkan diskonan buku-buku bagus.
Beberapa buku rekomendasi teman saya tentang kisah klasik anak pun, yang jadi best seller dunia, dalam sekejap menjadi koleksi saya. Mulai dari Little Princess, Heidi, Nello, Ceddie, Secret Garden, Railway Children, Nobody Boy dan lain-lain.Â
Itu baru beberapa saja judul buku yang saya sebutkan. Masih sangat banyak yang lainnya. Dan bila sudah mengajak bicara soal buku, saya sering lupa diri, atau tepatnya lupa berhenti. Teman-teman saya tahu hal itu. Mirip-miriplah seperti kalau diajak bicara soal bunga. Nah itu, buku-buku tentang merawat bunga pun saya baca, meski tidak semua bunga itu saya tanam. Saya beli pasti juga pas acara diskon besar-besaran.