Sebagaimana layaknya 'budaya pop', viral juga digandrungi pada zamannya. Teknologi, yang bertujuan memudahkan pekerjaan manusia, memungkinkan siapapun dengan  gampang menciptakan virus tersebut sehingga mewabah dengan peralatan digital (komputer). Manusia yang dijangkitinya, dengan mudah dan leluasa berselancar mencari (atau kadang disuguhi) konten-konten yang sudah dirancang tersebut di dunia maya. Jika virus tersebut berkesan, menyenangkan, menggelikan, atau (bisa juga) bersifat provokatif, maka (biasanya) orang tersebut terdorong untuk membaginya (sharing/forward) kepada orang lain terdekat. Jadilah wabah yang disebabkan 'virus' di dunia 'virtual' atau 'viral'.
Indonesia orangnya banyak yang lucu-lucu. Menyenangkan dalam bergaul, menggelikan dalam kehidupan, masih ngakak walau hidup susah, atau kadang bertingkah usil, nakal, sedikit jahil dan provokatif. Dunia maya mudah menerima hasil karya dengan memasukkan karakteristik tersebut. Cukup variatif bentuknya, mulai dari teks, gambar, animasi, audio maupun video. Istilah 'meme'-pun muncul dari kreativitas mengolah kata, bentuk dan gerak di atas.
Teks atau kalimat, mudah sekali menjadi viral. Seiring berkembangnya teknologi telepon seluler dan perangkatnya, maka ha-pe pun semakin canggih dengan aneka fasilitas yang cukup menggiurkan dan memanjakan. Bermodalkan telepon pintar, memungkinkan pengguna saling bertukar informasi dalam bentuk multimedia dengan menggunakan aplikasi WhatsApp (WA).
Pengiriman pesan singkat melalui SMS yang biasanya menyedot pulsa dan karakter  terbatas, dengan fasilitas WA bisa lebih leluasa, selagi kuota internet masih tersisa. Aplikasi yang didirikan Brian Acton, Jan Koum dan dibantu temannya Alex Fishman (24/2/2009) dengan modal $400.000 tersebut begitu  populer dewasa ini, selain Tweeter, Black Barry Masanger (BBM) dan LINE.
Pesan atau berita berupa teks lebih terbuka menjadi viral melalui aplikasi di atas. Pada hari besar tertentu, dengan bermodal kopi paste, satu pesan akan cepat berpindah.
Ucapan Selamat Idul Fitri yang Anda buat dan kirim kepada seseorang misalnya, akan disebar juga kepada orang lain jika kalimatnya menarik dan gurih. Jangan heran seandainya  pesan yang Anda buat itu kembali lagi ke Anda dari pengirim berbeda.
Inilah realita dunia maya. Mulai dari cerita-cerita lucu (Balada Mukidi), kata-kata hikmah, hingga tulisan berbelangsungkawa bisa di-viral-kan. Pada saat pergantian tahun nanti telepon pintar Anda akan memuat pesan yang sama (Selamat Tahun Baru 2018) dari beragam relasi.
Sebagaimana halnya teks, video-pun melalui Youtube atau Facebook sangat mudah mengangkat karya sesorang menjadi viral. Masih ingat dua remaja puteri 'Sinta dan Jojo'? Lagu Keong Racun yang sedang top pada saat itu (2010) dibuat singkronisasi gerak bibir  (lips-sinc) oleh dua remaja puteri tersebut dengan gaya kocak dan tengil. Berbekal peralatan sederhana, video tersebut diunggah ke kanal Youtube. Boom! Meledak! Banyak yang gandrung. Diunduh lebih dari sembilan juta kali, membawa Sinta dan Jojo ke puncak ketenaran melebih pelantun aslinya, Lissa.
Duo mahasiswi yang berteman akrab sejak SMA tersebut tetap melanjutkan studinya di perguruan tinggi  berbeda. Sekarang Sinta (Sinta Nurmansyah), setelah menyelesaikan studi di Universitas Pasundan dan melepas masa remajanya (2013), memutuskan ikut suami dan bermukim di Perancis. Sedangkan Jojo (Jovita Adityasari) selepas kuliah di UPI, tetap eksis sebagai artis endorse produk pakaian muslim. Semakin cantik setelah berhijab.
Setahun kemudian muncul Norman Kamaru. Lantunan 'Chayya-Chayya' di posko jaga tempat dinasnya sebagai anggota kesatuan brigade mobil kepolisian perpangkat letnan, melambungkan namanya (2011). Video berjudul 'Polisi Gorontalo Menggila' yang diunggah ke Youtube dengan durasi 6 menit 30 detik tersebut menjadi viral. Hentakan gaya meniru gerakan Shakh Rukh Khan mengubah nasibnya. Norman diundang dalam berbagai acara. Sanjungan, pujian dan penghargaan membuat Norman larut. Kesibukan di dunia entertainmen memaksanya kepada pilihan; meninggalkan kesatuannya.
Beralih ke awal tahun 2016 media elektronik wara-wiri menayangkan kasus misteri kopi sianida yang menewaskan  Wayan Mirna Salihin. Jalannya sidang yang mendudukkan Jessica Kumala Wongso sebagai terdakwa, cukup menyedot perhatian publik dan menjadi viral.