Mohon tunggu...
Aria Pramesta
Aria Pramesta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan orang yang suka mencari pengalaman baru. Memiliki hobi olahraga seperti sepak bola dan basket.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Petualangan Muhammad Fauzan Ghifari, Dari Kota Kembang Hingga Negeri Panzer

7 Desember 2024   00:14 Diperbarui: 7 Desember 2024   01:23 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi Fauzan

Muhammad Fauzan Ghifari, yang akrab disapa Fau, adalah seorang pemuda kelahiran Bandung, Jawa Barat, 21 Januari 2002. Fauzan merupakan anak sulung dari pasangan Bapak Deli Susilo dan Ibu Vina Dwi Artini, serta kakak bagi dua adik kandungnya. Sejak kecil, Fauzan dikenal sebagai sosok yang tekun, mandiri, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. 

Saat ini, Fauzan sedang menjalani program Ausbildung di Jerman, sebuah program pelatihan belajar sambil bekerja selama tiga tahun. Program ini mempersiapkan pesertanya untuk bekerja di berbagai bidang, dan Fauzan memilih Ausbildung Chef sebagai langkah awal kariernya di dunia profesional.  

Riwayat Pendidikan Fauzan

Fauzan memulai pendidikan formalnya di SD Negeri Melong Mandiri 1 dan melanjutkan ke SMP Negeri 4 Cimahi. Ketertarikannya terhadap teknologi membuatnya memilih jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK Widya Dirgantara. 

Selama masa sekolah, Fauzan sering merasa kurang tertantang oleh sistem pembelajaran konvensional. Saat SMK, Fauzan merasa bahwa sekolah itu membosankan, karena Fauzan menganggap bahwa persaingan yang ada tidak membuat Fauzan bersemangat. Fauzan bisa mencapai pemahaman melebihi siswa yang lain meskipun Fauzan tidak belajar. 

Sejak kecil Fauzan sering menghabiskan waktu untuk bermain game dan mempelajari komputer. Seringnya Fauzan bermain game, membuat Fauzan menjadi seorang yang lumayan berbakat. Beberapa kali Fauzan mengikuti turnamen dari berbagai game PC seperti Dota 2 dan Point Blank. Fauzan pernah berpikir untuk menjadi seorang pro player, namun Fauzan merupakan orang yang memikirkan pendidikan. 

Pertemuan Tak Terencana

Setelah lulus SMK pada tahun 2020, Fauzan menghadapi dilema antara melanjutkan kuliah atau mencoba peluang lain. Pandemi COVID-19 yang melanda membuatnya merasa bahwa kuliah daring tidak akan memberikan pengalaman belajar yang maksimal. Sehingga, Fauzan memutuskan untuk mengikuti program Ausbildung. 

Fauzan merasa bahwa pendidikan adalah hal yang penting yang harus kita miliki. Menjadi profesional dalam dunia game harus mengorbankan waktu dan terkadang mengorbankan pendidikan. Namun saat ini, Fauzan berada di Jerman mengikuti program Ausbildung. Lalu, bagaimana Fauzan akhirnya memutuskan untuk mengikuti program Ausbildung dan pergi meninggalkan Tanah Air untuk meraih kesuksesan. 

Keputusan untuk mengikuti program Ausbildung muncul dari pertemuan tak terduga. Ibu Fauzan, mendapatkan informasi tentang program tersebut dari seorang pengemudi ojek online. Program Ausbildung, yang menggabungkan belajar dan bekerja di Jerman.

Akhirnya pengemudi menawarkan brosur kepada Ibu Fauzan yang dimana brosur tersebut merupakan brosur program Ausbildung. Ketika sampai rumah, Ibu Fauzan memberikan brosur tersebut dan menawarkan Fauzan untuk mengikuti program tersebut. Hal tersebut menjadi pertimbangan Fauzan, mengikuti program tersebut atau kuliah. Lalu dengan segala pertimbangan Fauzan, akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti program Ausbildung. 

Fauzan merasa bahwa ini kesempatan baginya ketika saat itu melanjutkan untuk berkuliah tidak akan efektif. Program Ausbildung menjadi langkah untuk Fauzan menunjang masa depan yang lebih baik. Memberikan kesempatan untuk belajar dan bekerja di luar negeri. 

Setelah memutuskan untuk mengikuti program Ausbildung, Fauzan akhirnya mendaftarkan diri. Membayar dengan biaya yang terbilang tidak sedikit, tapi beruntung Fauzan memiliki orang tua yang mendukung pilihannya. Ibu Fauzan yang merupakan seorang pensiunan pegawai bank, mengeluarkan uang pensiunnya untuk pendaftaran Fauzan. 

Persiapan Menuju Negeri Panzer

Sebelum memulai program Ausbildung, Fauzan harus melalui berbagai persiapan, terutama mempelajari bahasa Jerman. Selama enam bulan, ia belajar intensif untuk mendapatkan sertifikat kemampuan bahasa Jerman tingkat B1, yang menjadi syarat utama dalam program ini. 

Level B1 dalam Bahasa Jerman merujuk pada tingkat yang lebih lanjut dalam pembelajaran bahasa tersebut. Pada level ini, kamu diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tata bahasa, kosa kata, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dalam situasi sehari-hari. 

Proses belajar bahasa bukanlah hal yang mudah. Fauzan harus memahami tata bahasa yang kompleks, melatih pengucapan, dan meningkatkan keterampilan membaca serta menulis. Selama 6 bulan Fauzan mempelajari bahasa Jerman, akhirnya Fauzan lulus dan mendapatkan sertifikat kemampuan bahasa Jerman B1. 

Masalah Masa Depan

Fauzan diberi beberapa pilihan untuk melanjutkan program apa yang akan ditempuh. Program dengan kemampuan bahasa B1, yaitu Ausbildung Perhotelan, Ausbildung Restoran, dan Ausbildung Chef. Awalnya, Fauzan ingin melanjutkan program Ausbildung IT. Namun, syarat untuk program tersebut adalah bahasa Jerman B2. Profesi ini merupakan kategori yang sulit untuk pendaftar dari Indonesia, karena termasuk profesi yang bersaing dan diminati oleh orang Jerman maupun Eropa. 

Akhirnya, Fauzan memutuskan untuk mengikuti program Ausbildung Chef. Fauzan memilih program ini sebagai batu loncatan dengan niat setelah mendapatkan sertifikat bahasa Jerman B2, Fauzan akan berpindah profesi menjadi IT. Namun dengan seiring waktu, Fauzan merasa menjadi Chef merupakan profesi yang tidak dapat tergantikan.

Profesi IT memang menjadi renjana Fauzan, akan tetapi IT di masa kini menjadi terancam karena adanya AI. Sedangkan, profesi chef merupakan profesi yang tidak dapat tergantikan oleh AI atau Robot. Hal ini masih menjadi dilema bagi Fauzan, namun saat ini Fauzan merasa senang dengan profesi Chef. Fauzan seperti mendapatkan kesenangan baru dengan membuat dan mencampurkan bahan-bahan untuk menciptakan makanan yang lezat. 

Menjadi Chef merupakan hal yang baru bagi Fauzan, karena Fauzan tidak memiliki hobi memasak. Bahkan, sejak kecil Fauzan jarang sekali memasak, jika memasak pun hanya memasak mie instan saja. Menjadi Chef harus memiliki intuisi yang kuat. Tidak hanya itu, menjadi seorang Chef pun harus memiliki mental yang kuat. 

Tiga bulan pertama saat berada di Jerman, Fauzan menghadapi tantangan yang cukup berat. Menjadi mandiri dan berada jauh dengan keluarga merupakan hal yang sulit. Fauzan merasa sedih, bahkan kadang kala menangis karena tidak bisa menahan perasaannya yang berada jauh sendirian. Kehidupan mandiri di Jerman tidaklah mudah. Namun, Fauzan berhasil melewati kesulitan, termasuk rasa rindu pada keluarga, dan mulai menemukan kebahagiaan baru dalam pekerjaannya. 

Memasuki bulan-bulan berikutnya di Jerman, Fauzan perlahan mulai terbiasa dengan kehidupannya yang jauh dari keluarga. Program Ausbildung Chef yang ia jalani memberinya kesempatan untuk belajar banyak hal baru, baik secara profesional maupun personal. Fauzan mulai memahami bahwa keputusan meninggalkan Indonesia adalah langkah yang tepat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi orang yang sukses. 

Tumbuh Lebih Baik

Saat ini Fauzan tinggal di Neuendorf-Sachsenbande yang merupakan sebuah desa kecil yang terletak di negara bagian Schleswig-Holstein, Jerman. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu desa dengan ketinggian terendah di Jerman, yang bahkan berada di bawah permukaan laut, sekitar -3,54 meter. 

Fauzan bekerja di sebuah restoran bernama Zum Duckerstieg. Restoran Duckerstieg bukanlah restoran yang besar. Namun, restoran ini terkenal dan populer di kalangan tamu dari daerah sekitar yaitu Neuendorf-sachsenbande. 

Meski sudah lulus sertifikasi B1 bahasa Jerman, Fauzan sering menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi, terutama di dapur. Percakapan cepat antar koki sering membuatnya bingung. Tidak jarang Fauzan dimarahi karena salah memahami instruksi. Namun, Fauzan tidak menyerah karena Fauzan tidak ingin mengecewakan keluarganya. 

Kehidupan di Jerman sangat berbeda dari kehidupan Fauzan di Indonesia. Budaya kerja yang disiplin, tata cara komunikasi yang formal, dan gaya hidup mandiri menjadi tantangan sekaligus pelajaran berharga. Fauzan belajar menghormati waktu lebih dari sebelumnya, sesuatu yang sering dianggap sepele di tempat asalnya. Fauzan mengalami kejut budaya, yang di mana orang-orang di Jerman jika sudah membuat janji maka akan tepat waktu. 

Di tengah perjuangannya, kini Fauzan menjadi tulang punggung keluarganya. Pendapatan yang didapat oleh Fauzan diberikan sebagian kepada kedua orang tuanya untuk adik-adiknya. Fauzan selalu menjaga komunikasi dengan keluarganya. Seringkali, ia meluangkan waktu untuk melakukan panggilan video dengan orang tuanya. Dalam setiap pembicaraan, Fauzan selalu merasa mendapatkan semangat baru dari dukungan keluarganya. Ibunya sering mengingatkan bahwa perjuangan Fauzan saat ini adalah untuk masa depan yang lebih baik. 

Setelah menjalani program Ausbildung selama lebih dari dua tahun, Fauzan mulai merasa lebih percaya diri dalam profesinya sebagai Chef. Ia tidak hanya memahami teknik memasak, tetapi juga mengembangkan intuisi dalam menciptakan rasa. Bahkan Fauzan menjadi salah satu siswa terbaik di kelas saat menjalani ujian praktik, yang membuat Fauzan semakin termotivasi. 

Jadi Lebih Baik

Fauzan memegang prinsip yang kuat bahwa hidup adalah proses belajar tanpa akhir. Keyakinan ini menjadi pijakan baginya untuk terus maju, meskipun jalan yang ditempuh penuh tantangan dan terkadang diiringi kebimbangan. Dengan bekal semangat tersebut, Fauzan merencanakan langkah berikutnya: mendapatkan sertifikasi bahasa Jerman B2. Sertifikasi ini adalah kunci untuk membuka lebih banyak peluang, baik dalam pendidikan maupun karier di Jerman.

Meskipun Fauzan masih sering merasa bimbang antara renjana di bidang IT dan profesi Chef, ia mulai menerima bahwa hidup adalah tentang mengeksplorasi berbagai peluang. Ia percaya bahwa setiap pengalaman, baik di dapur maupun dalam belajar teknologi, akan membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. 

Salah satu impian besar Fauzan adalah melanjutkan pendidikan formal di Jerman. Meskipun ia belum menentukan universitas atau jurusan spesifik yang ingin diambil, ia yakin bahwa melanjutkan kuliah akan memberinya bekal lebih kuat untuk masa depan. 

Hidup di Jerman memberikan banyak pelajaran berharga bagi Fauzan. Ia belajar untuk lebih mandiri, bertanggung jawab, dan berpikir terbuka. Berada jauh dari keluarga membuatnya memahami pentingnya menghargai waktu bersama orang-orang terkasih. Selain itu, tinggal di negara yang berbeda budaya juga membuka matanya tentang pentingnya adaptasi dan toleransi. 

Bayangkan Jika Tidak Menyerah

Perjalanan hidup Muhammad Fauzan Ghifari, mengajarkan banyak pelajaran berharga yang relevan untuk siapa saja yang tengah berusaha mengejar impian di tengah tantangan dan ketidakpastian. Dari seorang pemuda Indonesia yang berangkat dengan keraguan hingga menjadi seorang yang mandiri dan menemukan dirinya di tanah asing, cerita Fauzan merupakan refleksi tentang bagaimana tekad, keberanian, dan semangat belajar dapat mengubah jalan hidup. 

Dari belajar bahasa Jerman hingga tingkat B1, mempelajari keahlian kuliner sebagai seorang chef, hingga terus mempelajari teknologi di waktu luangnya, Fauzan menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah atau universitas. Ia percaya bahwa setiap pengalaman adalah guru, dan setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh. 

Hidup tidak berhenti mengajarkan kita hal baru. Oleh karena itu, kita harus selalu membuka diri untuk belajar, baik dari kesuksesan maupun kegagalan, dari buku, pengalaman, maupun dari diri sendiri dan orang lain. 

Ketika Fauzan memilih untuk mengikuti program Ausbildung di Jerman, ia mengambil langkah besar yang penuh dengan ketidakpastian. Namun, ia melakukannya dengan tekad bulat setelah mempertimbangkan semua aspek, termasuk situasi pandemi yang membuat pendidikan formal di Indonesia terasa kurang efektif. 

Keputusan tersebut membuka jalan bagi Fauzan untuk menjalani kehidupan yang benar-benar baru, jauh dari zona nyaman. Ia belajar menjadi mandiri, mengelola emosi, dan beradaptasi dengan budaya yang berbeda. 

Setiap keputusan besar membutuhkan keberanian. Tidak ada keputusan yang sepenuhnya bebas dari risiko, tetapi yang terpenting adalah berani melangkah maju dan bersedia belajar dari hasil keputusan tersebut, baik atau buruk. 

Hidup di Jerman bukanlah hal yang mudah bagi Fauzan. Ia harus beradaptasi dengan budaya, bahasa, dan gaya hidup yang sangat berbeda dari yang ia kenal di Indonesia. Tantangan ini sering kali membuatnya merasa rindu rumah dan keluarga. Namun, dengan ketekunan dan semangat untuk belajar, Fauzan mampu mengatasi hambatan tersebut. 

Ia membuktikan bahwa ketekunan adalah kunci untuk menghadapi kesulitan. Dari belajar bahasa Jerman yang sulit hingga menjalani pekerjaan sebagai chef di lingkungan profesional, Fauzan menunjukkan bahwa kerja keras selalu membuahkan hasil. Adaptasi adalah kunci untuk bertahan di lingkungan baru. Dengan ketekunan, kita dapat mengatasi hambatan apa pun yang ada di depan kita. 

Lagi Pula, Hidup adalah Perjalanan

Cerita hidup Fauzan adalah gambaran nyata tentang bagaimana seseorang dapat menemukan makna hidup melalui perjalanan yang penuh tantangan. Dari keputusan untuk meninggalkan tanah air, belajar bahasa baru, hingga mengeksplorasi dua bidang yang sangat berbeda, Fauzan menunjukkan bahwa hidup adalah tentang terus bergerak maju, meskipun jalannya tidak selalu lurus.

Ia mengajarkan kita untuk berani keluar dari zona nyaman, menerima ketidakpastian, dan melihat setiap pengalaman sebagai bagian dari proses belajar. Fauzan juga mengingatkan kita bahwa tidak ada satu jalan yang benar; hidup adalah tentang mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan menemukan apa yang benar-benar penting bagi kita.

Salah satu pelajaran utama dari cerita ini adalah bahwa hidup merupakan proses belajar tanpa akhir. Fauzan menunjukkan bahwa setiap pengalaman, baik di dapur sebagai Chef maupun dalam mempelajari teknologi, adalah kesempatan untuk tumbuh dan memperkaya dirinya. Fauzan juga membuktikan bahwa tidak ada jalan yang benar atau salah dalam hidup yang terpenting adalah keberanian untuk melangkah dan kesediaan untuk terus mengeksplorasi berbagai peluang.

Kisah hidup Fauzan adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan keluarga, seseorang dapat mengatasi segala tantangan dan mencapai tujuan. Perjalanan Fauzan di Jerman tidak hanya memberinya keterampilan profesional tetapi juga membentuk karakter dan pandangan hidupnya.

Pada akhirnya, cerita Fauzan adalah tentang keberanian, ketekunan, dan rasa syukur. Ia tidak hanya berusaha untuk meraih kesuksesan, tetapi juga untuk memberi arti pada setiap langkah yang diambilnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun