Menjadi Chef merupakan hal yang baru bagi Fauzan, karena Fauzan tidak memiliki hobi memasak. Bahkan, sejak kecil Fauzan jarang sekali memasak, jika memasak pun hanya memasak mie instan saja. Menjadi Chef harus memiliki intuisi yang kuat. Tidak hanya itu, menjadi seorang Chef pun harus memiliki mental yang kuat.Â
Tiga bulan pertama saat berada di Jerman, Fauzan menghadapi tantangan yang cukup berat. Menjadi mandiri dan berada jauh dengan keluarga merupakan hal yang sulit. Fauzan merasa sedih, bahkan kadang kala menangis karena tidak bisa menahan perasaannya yang berada jauh sendirian. Kehidupan mandiri di Jerman tidaklah mudah. Namun, Fauzan berhasil melewati kesulitan, termasuk rasa rindu pada keluarga, dan mulai menemukan kebahagiaan baru dalam pekerjaannya.Â
Memasuki bulan-bulan berikutnya di Jerman, Fauzan perlahan mulai terbiasa dengan kehidupannya yang jauh dari keluarga. Program Ausbildung Chef yang ia jalani memberinya kesempatan untuk belajar banyak hal baru, baik secara profesional maupun personal. Fauzan mulai memahami bahwa keputusan meninggalkan Indonesia adalah langkah yang tepat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi orang yang sukses.Â
Tumbuh Lebih Baik
Saat ini Fauzan tinggal di Neuendorf-Sachsenbande yang merupakan sebuah desa kecil yang terletak di negara bagian Schleswig-Holstein, Jerman. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu desa dengan ketinggian terendah di Jerman, yang bahkan berada di bawah permukaan laut, sekitar -3,54 meter.Â
Fauzan bekerja di sebuah restoran bernama Zum Duckerstieg. Restoran Duckerstieg bukanlah restoran yang besar. Namun, restoran ini terkenal dan populer di kalangan tamu dari daerah sekitar yaitu Neuendorf-sachsenbande.Â
Meski sudah lulus sertifikasi B1 bahasa Jerman, Fauzan sering menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi, terutama di dapur. Percakapan cepat antar koki sering membuatnya bingung. Tidak jarang Fauzan dimarahi karena salah memahami instruksi. Namun, Fauzan tidak menyerah karena Fauzan tidak ingin mengecewakan keluarganya.Â
Kehidupan di Jerman sangat berbeda dari kehidupan Fauzan di Indonesia. Budaya kerja yang disiplin, tata cara komunikasi yang formal, dan gaya hidup mandiri menjadi tantangan sekaligus pelajaran berharga. Fauzan belajar menghormati waktu lebih dari sebelumnya, sesuatu yang sering dianggap sepele di tempat asalnya. Fauzan mengalami kejut budaya, yang di mana orang-orang di Jerman jika sudah membuat janji maka akan tepat waktu.Â
Di tengah perjuangannya, kini Fauzan menjadi tulang punggung keluarganya. Pendapatan yang didapat oleh Fauzan diberikan sebagian kepada kedua orang tuanya untuk adik-adiknya. Fauzan selalu menjaga komunikasi dengan keluarganya. Seringkali, ia meluangkan waktu untuk melakukan panggilan video dengan orang tuanya. Dalam setiap pembicaraan, Fauzan selalu merasa mendapatkan semangat baru dari dukungan keluarganya. Ibunya sering mengingatkan bahwa perjuangan Fauzan saat ini adalah untuk masa depan yang lebih baik.Â
Setelah menjalani program Ausbildung selama lebih dari dua tahun, Fauzan mulai merasa lebih percaya diri dalam profesinya sebagai Chef. Ia tidak hanya memahami teknik memasak, tetapi juga mengembangkan intuisi dalam menciptakan rasa. Bahkan Fauzan menjadi salah satu siswa terbaik di kelas saat menjalani ujian praktik, yang membuat Fauzan semakin termotivasi.Â
Jadi Lebih Baik