Mohon tunggu...
Arianto
Arianto Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Freelancer yang free thinker

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bikin Ekspor Produk Sawit Melejit

27 Juni 2019   11:35 Diperbarui: 27 Juni 2019   11:57 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

MINYAK NABATI PALING LARIS DI DUNIA

Minyak goreng berbahan dasar kelapa sawit bukanlah satu-satunya minyak nabati yang dikonsumsi penduduk dunia. Ada minyak kedelai, rapeseed, bunga matahari, kacang, biji kapas, kelapa, zaitun, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, manakah yang paling banyak dikonsumsi?

Tentu saja minyak kelapa sawit!

Pada 2017-2018, tingkat konsumsi minyak kelapa sawit dunia mencapai 65,15 juta metrik ton. Urutan kedua ditempati minyak kedelai sebanyak 54,59 juta metrik ton, disusul oleh minyak rapeseed sebanyak 28,65 juta metrik ton. Prediksi angka tingkat konsumsi pada 2018-2019 pun tidak beda jauh dengan periode sebelumnya. Malah diperkirakan bakal meningkat.

Lalu negara mana saja yang memproduksi minyak nabati?

Untuk kelapa sawit, pada periode 2017-2018 Indonesia adalah produsen terbesar di dunia dengan jumlah produksi 39,50 juta metrik ton (US$497,78/ton). Disusul Malaysia sebanyak 19,68 juta metrik ton, lalu Thailand sebanyak 2,70 juta metrik ton.

Sedangkan untuk minyak kedelai, produsen terbesar adalah Brasil dengan jumlah 120,80 juta metrik ton (US$772,28/ton), disusul Amerika Serikat sebanyak 120,07 juta metrik ton, Argentina 37,80 juta metrik ton, dan China 15,20 juta metrik ton.

Minyak nabati terlaris urutan ketiga, rapeseed, diproduksi paling banyak di Uni Eropa dengan jumlah 22,15 juta metrik ton (US$830,44/ton). Disusul Kanada sebanyak 21,33 juta metrik ton dan China 13,27 juta metrik ton.

Dari angka-angka di atas, kita boleh menarik kesimpulan bahwa minyak kelapa sawit paling banyak dikonsumsi karena harganya yang murah. Harga minyak rapeseed dibanderol nyaris dua kali lipat dari harga minyak kelapa sawit. Sehingga wajar saja jika tingkat konsumsi rapeseed tak sampai separuh dari total konsumsi minyak kelapa sawit.

Nah, sudah berapa kali kita membaca berita-berita negatif tentang minyak kelapa sawit yang dilaporkan oleh media massa dalam dan luar negeri? Tak terhingga. Dengan angle bervariasi pula. Mulai dari isu lingkungan hidup, konflik sosial, hingga kesehatan.

Pasti sering, kan, membaca dampak negatif konsumsi makanan berminyak dalam jangka panjang? Saat membaca ulasan medis ihwal ini, satu hal yang pasti terjadi adalah: konsumen mengganti minyak goreng kelapa sawit dengan olive oil atau mengurangi konsumsi makanan berminyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun