Sejak saat itu, mereka mulai lebih hati-hati dengan percakapan mereka di masjid. Mereka menyadari bahwa masjid adalah tempat yang penuh berkah, dan setiap detik yang dihabiskan di sana seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik itu untuk beribadah, berdzikir, atau berbicara tentang ilmu yang membawa kebaikan.
Amir merasa lega. Ia tahu, meskipun percakapan tersebut sepertinya hanya hal kecil, namun menjaga kata-kata di tempat yang mulia seperti masjid adalah langkah besar dalam menjaga hati dan menjaga pahala. Sejak itu, setiap kali ia duduk di masjid, ia berusaha untuk menjaga pembicaraannya, dan setiap kali ia berbicara, ia selalu mengingat pesan dalam hadist tersebut.
"Percakapan yang penuh dengan kebajikan, meskipun sejenak, akan menguatkan iman kita," pikir Amir. "Masjid adalah tempat yang tidak hanya untuk bersujud, tetapi juga untuk memperbaiki diri."
Dan sejak itu, Amir tidak lagi berbicara sembarangan di masjid. Ia sadar bahwa setiap kata yang diucapkan adalah tanggung jawab, dan masjid adalah tempat yang lebih layak untuk berbicara tentang kebaikan, daripada hal-hal yang hanya akan menghabiskan pahala ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H