Kamandungan sendiri berasal dari kata mengandung. Hasil dari persatuan antara laki-laki dan perempuan, yang dilambangkan oleh dua pohon beringin di alun-alun, adalah janin yang berkembang di dalam kandungan.
Sudah mulai mengerti kan?
Bangsal Magangan
Kalau kita bergeser kearah  utara, kita akan melalui regol Gadhung Mlati yang berpintu warna hijau, lengkap dengan bangsal pacaosan disisi kiri dan kanan. Disain dan ukuran pintu regol sama dengan regol sebelumnya, tapi dominan warna hijau.
Tepat di depan regol terdapat baturana (penghalang) yang dihias dengan patung 2 ular naga berwarna hijau yang ekornya saling berlilit. Baturana ini kental sekali dengan nuansa budaya Jawa.
Sebelum sampai di Bangsal Magangan, kita harus melalui jalan yang mengecil yang sebenarnya adalah jembatan diatas selokan. Dulunya, selokan ini  adalah sebuah kanal menghubungkan pulo Kenanga di Tamansari yang terletak di bagian barat Keraton, dengan pulo Gedhong disebelah timur Keraton.
Secara simbolis, jalan kecil ini melambangkan jalan lahir. Setelah anak lahir, harus dibesarkan dan dididik, yang dilambangkan dengan plataran Magangan yang berasal dari kata magang.Â
Di plataran ini banyak ditanam pohon jambu Dersana yang lebih dikenal dengan nama jambu bol. Makna filosofis yang terkandung pada jambu dersana yakni darsana, yang berarti teladan, atau kaderesan sih ing sesama, yang berarti kasih sayang pada sesama.
Makna filosofis dari plataran Magangan adalah seorang anak harus belajar hingga menjadi teladan atau manusia yang baik.