Candi Utama
Matahari sudah tinggi ketika akhirnyakita masuk ke candi utama. Setelah naik tangga dan melewati gerbang candi, kita langsung menghadap pintu bilik utama candi. Di kanan kiri pintu terdapat sebuah relung kosong yang seharusnya berisi arca Mahakala dan arca Nandiswara.
Menurut cerita, ketika candi Sambisari digali, 2 arca tersebut ditemukan utuh. Namum dalam proses pemugaran candi, kedua arca tersebut hilang dicuri. Kenapa 2 arca tersebut dicuri? Kemungkinan karena 2 arca tersebut termasuk jenis arca yang langka alias jarang dijumpai.
Candi Sambisari adalah candi untuk pemujaan dewa Wisnu yang diwujudkan dalam bentuk Lingga dan Yoni. Di dalam bilik candi induk terdapat Lingga dan Yoni yang merupakan aspek Dewa Siwa. Lingga adalah salah satu perwujudan dari Siwa, sedangkan Yoni adalah perwujudan dari sakti (istri) Siwa.
Setelah melihat bilik utama candi, kita mengitari candi searah jarum jam. Dimulai dari sisi utara bagian luar terdapat arca Parwati, isteri dewa Siwa, sisi sebelah timur ada arca Ganesha (anak dewa Siwa) dan sisi selatan ada arca Maharesi Agastia yang merupakan perwujudan dewa Siwa sendiri.
Seperti halnya candi-candi yang lain, dinding candi selalu diukir dengan relief, bisa berupa relief naratif yang menceritakan sebuah kisah seperti kisah Ramayana di candi Prambanan. Atau relief dekoratif berupa bentuk sulur-suluran yang terinspirasi dari tanaman atau pola geometris, seperti yang terdapat di candi Sambisari.
Setelah berkeliling candi, ada satu pertanyaan yang tersisa. Apakah nenek moyang kita meninggalkan catatan tentang alat, metode dan teknis pembuatan candi? Sewaktu pemugaran candi diperlukan alat berat seperti crane untuk menangkat dan memindahkannya balok-balok batu yang berat. Bagaimana nenek moyang kita dulu melakukannya
Sayang sekali, tidak pernah ditemukan catatan atau piagam yang menjelaskan tentang teknis pembuatan candi. Dalam piagam hanya ditulis tentang kapan dan untuk apa candi dibuat, serta siapa yang memerintahkan pembuatan candi.
Tidak heran kalau kemudian timbul teori “liar” yang menyebutkan pembangunan candi itu dibantu oleh jin, yang “dikuatkan” oleh dongeng Loro Jonggrang di candi Prambanan.
Mas Erwin memberi sebuah perumpamaan yang menarik. Prasasti candi itu ibarat buku menu makanan, hanya memberi info tentang jenis-jenis makanannya. Bukan buku resep masakan, yang menjelaskan bahan-bahan dan cara mengolah hingga menjadi makanan.