NAMA : Ariani AgustinaSebagai Tugas UAS Mk SPI dg Dosen Pegampu DR.H.Syaeful Bahri, S.Ag, MM, CHCM
A. Pengertian Walisongo Wali Songo mengacu pada sembilan orang suci Islam yang memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam di Jawa, Indonesia selama abad ke-14. Istilah Wali berarti "pelindung," "teman dekat," atau "pemimpin," sedangkan Songo berarti "delapan" dalam bahasa Jawa. Oleh karena itu, Wali Songo berarti "sembilan penjaga" atau "sepuluh pemimpin yang dipercaya." Sembilan orang kudus adalah Sunan Bonang, Sunan Ampel, Giri, Drajat, Kalijaga, Kudus, Muria, Gunung Jati dan Walisongo. Mereka dikenal karena kesombongan, kebijaksanaan, dan ajaran-ajaran mereka, yang membantu menyebarkan Islam di seluruh Jawa. Wali Songo memainkan peran penting dalam penciptaan iman Islam di Indonesia, dan ajaran mereka terus mempengaruhi budaya dan masyarakat Indonesia hingga saat ini
B. Nama Nama WalisongoÂ
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) la diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tsetengah, pada paruh awal buruk ke-14. Babad Tanah Jawa versi kecilnya menyetapinya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-Samarqandy. Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.Â
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat) Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, ia umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para Wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel gigi. Surabaya, dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa.Â
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim) Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar-agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah Suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa misalnya dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa jawa bernama Dia tmobil van Bonang atau BukuBonang. MenurutGW.J. menarik, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung terbuka sedikitannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Timur.Â
4. Sunan Drajat Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel. Nama asli dari sunan drajat adalah masih munat. masih munat nantinya terkenal dengan nama sunan drajat. Nama sewaktu masih kecil adalah Raden Qasim. Sunan drajat terkenal juga dengan kegiatan 3 sosialnya. Dialah wali yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam.
5. Sunan Kudus Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak. Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.Â
6. Sunan Giri Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik, yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.Â
7. Susunan Kalijaga Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang Suluk lir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.Â
8. Sunan Muria (Raden Umar Said) Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga dari istrinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung, Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus. 4Â
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)Â Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Â
C. Perannya Walisongo Dalam Berbagai BidangÂ
Peran Walisongo dalam berbagai bidang adalah sebagai berikut:Â
1. Bidang dakwah: Walisongo memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Mereka menggunakan berbagai cara, yakni kebudayaan, kesenian, pendidikan, perdagangan, dan perkawinan]. Selain itu, mereka juga memberikan dakwah di daerah-daerah lain di tempat umum.Â
2. Bidang pendidikan: Walisongo mendirikan pondok pesantren dan mengajarkan berbagai macam ilmu, hingga menjadi ahli dalam bidang agama Islam. Setelahnya, para murid diajarkan menyiarkan Islam ke masyarakat pribumi lainnya. Pondok pesantren ini didirikan oleh guru, ulama, juga kiai. Misalnya Sunan Gresik yang diyakini sebagai orang yang pertama kali membangun pesantren di tanah Jawa.Â
3. Bidang sosial: Walisongo juga memiliki peran dalam bidang sosial, seperti mendekati masyarakat melalui pergaulan dan berdagang. Selain itu, mereka juga mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru.Â
4. Bidang politik: Walisongo tidak secara langsung terlibat dalam bidang politik. Namun, sejarah politik Islam menunjukkan bahwa partai politik adalah perkumpulan orang-orang yang seidiologi atau tempat/wadah penyaringan dan pembulatan, serta tempat berkumpulnya orang-orang yang seide, cita-cita dan kepentingan.Â
5. Bidang ekonomi: Walisongo juga memiliki peran dalam bidang ekonomi, seperti memberikan pelatihan entrepreneurship. Selain itu, mereka juga menggunakan strategi perdagangan dalam penyebaran Islam. Dengan demikian, Walisongo memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai bidang, seperti dakwah, pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi.Â
D. Perannya Walisongo Dalam Penyebaran Islam di IndonesiaÂ
Walisongo, juga dikenal sebagai Sembilan Wali, memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Mereka adalah sekelompok sembilan ilmuwan Islam yang tiba di Jawa pada abad ke-15 dan mulai menyebarkan ajaran Islam 5 melalui berbagai cara seperti khotbah, pendidikan, dan praktik budaya. Berikut adalah beberapa cara di mana Walisongo berkontribusi terhadap penyebaran Islam di Indonesia:Â
1. Pengkhotbah dan pengajaran: Walisongo terlibat dalam khotbah serta pengajaran untuk menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk setempat. Mereka mendirikan pesantren (sekolah asrama Islam) untuk mendidik orang tentang Islam dan melatih para pemimpin lokal untuk menjadi ulama (pendidik Islam) yang dapat terus menyebarkan agama.Â
2. Praktek Budaya: Walisongo juga menyebarkan Islam melalui praktik budaya seperti wayang kulit (babi bayangan) dan musik gamelan. Mereka memasukkan ajaran Islam ke dalam bentuk seni tradisional ini untuk membuatnya lebih mudah diakses oleh penduduk setempat.Â
3. Perdagangan: Walisongo juga menggunakan perdagangan sebagai sarana untuk menyebarkan Islam. Mereka mendirikan jaringan perdagangan yang memungkinkan mereka untuk bepergian ke berbagai bagian Indonesia dan menyebarkan agama di sepanjang jalan. Misalnya, Sunan Gunung Jati menggunakan perdagangan rempahrempah sebagai cara untuk menyebarkan Islam ke bagian barat Indonesia.Â
4. Kepemimpinan: Walisongo memainkan peran penting dalam pembentukan kerajaan Islam di Indonesia. Misalnya, Sunan Ampel membantu mendirikan Sultanat Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, dan Sunan Giri memainkan peran kunci dalam pembentukan Sultan Banten.
E. Model Penyebaran Islam Walisongo
 Walisongo mengacu pada sembilan pendeta Islam yang memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sulan Bonang, Sutan Drajat, Suna Giri, SUNA Kalijaga, SANA Kudus, SUMA Muria, dan SUNA Gunung Jati. Strategi yang digunakan oleh Walisongo dalam menyebarkan Islam beragam dan disesuaikan dengan budaya lokal dan kondisi komunitas yang mereka temui. Beberapa strategi yang digunakan adalah pendidikan, kebiasaan, dan seni. Walisongo mendekati komunitas secara langsung dan melalui akulturasi budaya Islam dan lokal. Mereka juga menyebarkan Islam di berbagai wilayah Jawa. Keberhasilan Walisongo dalam menyebarkan Islam di Jawa disebabkan oleh pendekatan damai mereka terhadap khotbah dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan budaya lokal. Penyebaran Islam di Jawa melalui beberapa saluran Islamisasi, yaitu Perdagangan, Pernikahan, Tasawuf, Keseni, dan Pendidikan. Gerakan dakwah Wali Sango menunjuk pada usaha-usaha penyampaian dakwah Islam melalui cara-cara damai, terutama melalui prinsip maw'izhatl hasanah wa mujadalah billati hiya ahsan, yaitu metode penyampaian ajaran islam melalui cara dan tutur bahasa yang baik. Hasil sukses yang diperoleh Walisongo dalam penyebarran dakwah islam ditanah Jawa tidak bisa lepas dari metode yang dipakai kala itu, yaitu :
Pertama, berdakwah melalui jalur Keluarga / Perkawinan.Â
Kedua, dengan mengembangkan Pendidikan Pesantren yang mula-mula dirintis oleh Syeh Maulana Malik Ibrahim adalah suatu model Pendidikan Islam yang mengambil bentuk Pendidikan biara dn asrama yang dipakai pendeta dan bisu dalam mengajar dan 6 belajar oleh sebb itu pesantren dimasa itu menggunakan mandala-mandala Hindu Budha yang pengaruhnya masih terlihat sampai saat ini.Â
Ketiga, dengan mengembangkan kebudayaan jawa dalam, kebudayaan jawa Walisanga memberikan andil yang sangat besar.Â
Keempat, metode dakwah melalui sarana dan prasarana yang berkait dengan masalah perekonomian Rakyat.Â
Kelima, Mengembangkan dakwah Islamiyah ditanah Jawa para wali menggunakan sarana politik untuk mencapai tujuan.
F. Kemajuan Islam periode WalisongoÂ
Kemajuan Islam pada Periode Walisongo di Jawa ditandai oleh beberapa perkembangan penting, antara lain : Penyebaran Agama Islam, Pendirian Pesantren, Pembaruan Budaya, Pengembangan sastra, dan seni, Pengembangan ekonomi. Peran Walisongo dalam membentuk peradaban di nusantara sangat penting, diantaranya :Â
Pertama, Penyebaran Agama IslamÂ
Kedua, Pendidikan dan pengajaranÂ
Ketiga, Pemersatu bangsaÂ
Keempat, Pembangunan sosial dan ekonomiÂ
Kelima, Pelestarian Budaya Mereka adalah para Intelektual, pembeharu sosial sosial pada zaman mereka. Mereka memperkenalkan peradaban baru dalam bentuk seperti Kesehatan, Pertanian, Perdagangan, Budaya dan seni, Masyarakat hingga Pemerintahan.Â
Dalam dakwahnya Walisongo menghadapi berbagai tantanga dan hambatan, termasuk perlawanan dari penguasa Local, perlawanan dari golongan elit, serta keyakinan dan tradisi agama yang sudah ada sebelumnya. Namun mereka berhasil membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat Jawa, Meraih kepercayan, dan mengubah banyak aspek kehidupan masyarakat jawa menjadi lebih islami. Hasil dari dakwah Walisongo adalah tersebarnya agama Islam di Jawa dan menjadi agama mayoritas hingga saat ini. Warisan dakwah walisongo juga terlihat dalam berbagai tradisi keagamaan dan budya Jawa, seperti adat istiadat, seni, dan nilai-nilai sosial yang berakar pada ajaran islam yang diperkenalkan oleh Walisongo. Dkwah Walisongo juga telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan Islam di Indonesia dan menjadikan jawa sebagai salah satu pusat peradaban Islam di Nusantara. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H