2. Praktek Budaya: Walisongo juga menyebarkan Islam melalui praktik budaya seperti wayang kulit (babi bayangan) dan musik gamelan. Mereka memasukkan ajaran Islam ke dalam bentuk seni tradisional ini untuk membuatnya lebih mudah diakses oleh penduduk setempat.Â
3. Perdagangan: Walisongo juga menggunakan perdagangan sebagai sarana untuk menyebarkan Islam. Mereka mendirikan jaringan perdagangan yang memungkinkan mereka untuk bepergian ke berbagai bagian Indonesia dan menyebarkan agama di sepanjang jalan. Misalnya, Sunan Gunung Jati menggunakan perdagangan rempahrempah sebagai cara untuk menyebarkan Islam ke bagian barat Indonesia.Â
4. Kepemimpinan: Walisongo memainkan peran penting dalam pembentukan kerajaan Islam di Indonesia. Misalnya, Sunan Ampel membantu mendirikan Sultanat Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, dan Sunan Giri memainkan peran kunci dalam pembentukan Sultan Banten.
E. Model Penyebaran Islam Walisongo
 Walisongo mengacu pada sembilan pendeta Islam yang memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sulan Bonang, Sutan Drajat, Suna Giri, SUNA Kalijaga, SANA Kudus, SUMA Muria, dan SUNA Gunung Jati. Strategi yang digunakan oleh Walisongo dalam menyebarkan Islam beragam dan disesuaikan dengan budaya lokal dan kondisi komunitas yang mereka temui. Beberapa strategi yang digunakan adalah pendidikan, kebiasaan, dan seni. Walisongo mendekati komunitas secara langsung dan melalui akulturasi budaya Islam dan lokal. Mereka juga menyebarkan Islam di berbagai wilayah Jawa. Keberhasilan Walisongo dalam menyebarkan Islam di Jawa disebabkan oleh pendekatan damai mereka terhadap khotbah dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan budaya lokal. Penyebaran Islam di Jawa melalui beberapa saluran Islamisasi, yaitu Perdagangan, Pernikahan, Tasawuf, Keseni, dan Pendidikan. Gerakan dakwah Wali Sango menunjuk pada usaha-usaha penyampaian dakwah Islam melalui cara-cara damai, terutama melalui prinsip maw'izhatl hasanah wa mujadalah billati hiya ahsan, yaitu metode penyampaian ajaran islam melalui cara dan tutur bahasa yang baik. Hasil sukses yang diperoleh Walisongo dalam penyebarran dakwah islam ditanah Jawa tidak bisa lepas dari metode yang dipakai kala itu, yaitu :
Pertama, berdakwah melalui jalur Keluarga / Perkawinan.Â
Kedua, dengan mengembangkan Pendidikan Pesantren yang mula-mula dirintis oleh Syeh Maulana Malik Ibrahim adalah suatu model Pendidikan Islam yang mengambil bentuk Pendidikan biara dn asrama yang dipakai pendeta dan bisu dalam mengajar dan 6 belajar oleh sebb itu pesantren dimasa itu menggunakan mandala-mandala Hindu Budha yang pengaruhnya masih terlihat sampai saat ini.Â
Ketiga, dengan mengembangkan kebudayaan jawa dalam, kebudayaan jawa Walisanga memberikan andil yang sangat besar.Â
Keempat, metode dakwah melalui sarana dan prasarana yang berkait dengan masalah perekonomian Rakyat.Â
Kelima, Mengembangkan dakwah Islamiyah ditanah Jawa para wali menggunakan sarana politik untuk mencapai tujuan.
F. Kemajuan Islam periode WalisongoÂ