Kader kesehatan adalah relawan yang diberikan pelatihan dan keterampilan kesehatan dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar di tingkat masyarakat.
Di Indonesia, kader kesehatan telah menjadi bagian penting dari sistem kesehatan masyarakat selama beberapa dekade terakhir. Mereka diberikan tugas untuk membantu meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di tingkat dasar, seperti terutama di daerah pedesaan yang sulit dijangkau oleh fasilitas-fasilitas kesehatan.
Memberikan penyuluhan dan edukasi kesehatan, deteksi dini terhadap penyakit dan membantu merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lanjut, menjadi penghubung antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan, membantu fasilitasi akses ke pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, serta membantu melaksanakan program-program kesehatan, seperti imunisasi dan peningkatan kesehatan lingkungan, merupakan beberapa peran dan fungsi kader yang selama ini telah terlaksana di Indonesia.Â
Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2021, jumlah total kader kesehatan di Indonesia mencapai sekitar 1,1 juta orang.
Dari jumlah tersebut, sekitar 59% kader kesehatan adalah perempuan dan 41% sisanya adalah laki-laki. Pada tingkat desa, proporsi kader kesehatan perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Menurut data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada tahun 2019, proporsi kader kesehatan perempuan di desa mencapai sekitar 80%, sedangkan proporsi kader kesehatan laki-laki hanya sekitar 20%.
Kedua data tersebut menunjukkan bahwa kader kesehatan perempuan, yang jumlahnya lebih banyak daripada kader kesehatan laki-laki, kemudian memiliki peran yang sangat penting dalam sistem kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan. Kemudian penting untuk memastikan bahwa kader kesehatan, baik laki-laki maupun perempuan, mendapatkan pelatihan dan sumber daya yang memadai untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Pada perjalanannya, gender pada kader kesehatan dapat memiliki pengaruh pada situasi kesehatan di Indonesia. Jumlah kader kesehatan yang didominasi oleh para perempuan beserta peran gender atau peran yang diberikan oleh masyarakat pada laki-laki dan perempuan, yang dibentuk oleh norma-norma sosial, budaya, dan kebiasaan yang ada di masyarakat, tentu saja berdampak pada situasi pelayanan kesehatan dasar di negara ini.
Pertama, kader kesehatan di pedesaan seringkali menghadapi hambatan aksesibilitas, terutama dalam hal mobilitas dan akses ke sumber daya yang memadai. Padahal, kader kesehatan perempuan di desa jauh lebih banyak dibanding kader kesehatan laki-laki. Hal ini kemudian dapat berdampak pada ketersediaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
Kedua, terkadang masyarakat masih memiliki persepsi yang terbatas tentang peran perempuan dalam masyarakat, termasuk apakah perempuan yang selama ini dipandang hanya memiliki peran domestik atau peran mengurus rumah tangga mampu terhadap masalah-masalah kesehatan.
Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat menerima dan mempercayai kader kesehatan perempuan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
Ketiga, kader kesehatan perempuan lebih cenderung terlibat dalam isu-isu kesehatan yang berhubungan dengan perempuan dan anak-anak, seperti kesehatan reproduksi, gizi, dan imunisasi. Hal ini dapat mengabaikan isu kesehatan yang lebih spesifik pada laki-laki dan orang dewasa, seperti kesehatan jantung, diabetes, dan kesehatan lingkungan.
Keempat, kader kesehatan terutama di daerah pedesaan, yang jumlahnya didominasi oleh perempuan, rata-rata merupakan mereka yang turut mengemban secara penuh peran domestik atau urusan rumah tangga di keluarganya masing-masing. Pada akhirnya, sering kali pelatihan-pelatihan yang ditujukan untuk memberikan keterampilan pada kader-kader untuk semisal melakukan deteksi dini kesehatan di masyarakat terlewatkan.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk memperhatikan dampak gender pada kader kesehatan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa kader kesehatan, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelatihan, sumber daya, dan dukungan yang memadai untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Selain itu, upaya-upaya juga perlu dilakukan untuk memperbaiki persepsi masyarakat tentang peran kader kesehatan perempuan dan mengembangkan program-program kesehatan yang memperhatikan isu kesehatan yang spesifik pada laki-laki dan orang dewasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H