Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perokok Harus Rajin Mencuci Tangan

19 Februari 2023   20:31 Diperbarui: 20 Februari 2023   06:43 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Lukas Bieri dari Pixabay

Rokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena radang paru-paru atau disebut juga sebagai pneumonia dikarenakan asap rokok mengandung berbagai zat-zat berbahaya seperti nikotin, tar, karbon monoksida, amonia, formaldehida, benzene, dan polonium yang dapat merusak jaringan paru-paru serta melemahkan imunitas tubuh. 

Paparan asap rokok membuat seseorang yang merokok maupun yang terkena asap rokok (perokok pasif) menjadi lebih rentan terhadap infeksi mikroorganisme seperti bakteri atau virus yang menyebabkan pneumonia.

Selain itu, asap rokok dapat merusak salah satu bagian dari saluran pernafasan bernama silia, yang mana berfungsi untuk membersihkan lendir dan kotoran yang masuk ke dalam saluran pernapasan. 

Di lapangan, dapat kita saksikan bahwa terdapat banyak anak yang secara tidak sengaja terpapar asap rokok dari orang dewasa yang merokok di sekitarnya atau disebut sebagai anak perokok pasif.

Anak-anak yang tinggal di rumah dengan orang dewasa yang merokok atau sering berada di lingkungan dengan banyak perokok, seperti di tempat kerja atau di tempat umum, dapat terkena dampak merugikan dari rokok. 

Paparan asap rokok pada anak ialah begitu berbahaya sebagaimana ia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti, pertama, masalah pernapasan, di mana anak perokok pasif menjadi lebih rentan akan penyakit-penyakit seperti pneumonia, bronkitis, sinusitis, asma, dan lain sebagainya. 

Kedua, yakni masalah otak dan perkembangan. Paparan asap rokok pada anak dapat mempengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf, dan dapat meningkatkan risiko masalah seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorders) dan masalah belajar.

Ketiga, kandungan-kandungan asap rokok yang bersifat karsinogenik seperti tar, benzene, nitrosamin, polonium, dan kadmium dapat meningkatkan risiko kanker baik pada perokok aktif maupun perokok pasif.

Dengan demikian, di tengah-tengah perjuangan yang begitu sulit untuk memusnahkan perokok di antara kita, jelas terpampang alasan mengapa setidaknya perokok harus rajin mencuci tangan.

Ketika seseorang merokok, zat-zat berbahaya yang telah disebutkan di atas dapat menempel pada jari dan tangan, yang kemudian dapat menyebabkan bau yang tidak sedap dan meninggalkan noda pada benda-benda yang disentuh.

Perokok yang tidak mencuci tangan dapat memberikan paparan pasif  zat-zat berbahaya pada orang lain melalui kontak fisik. 

Misalnya, ketika perokok merokok di dekat orang lain, partikel-partikel asap rokok dapat menempel pada tangan dan pakaian perokok, kemudian terbawa ke lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, mencuci tangan setelah merokok merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan juga orang lain.

Dengan mencuci tangan secara baik dan benar, zat-zat berbahaya pada tangan dapat dihilangkan, sehingga mencegah terjadinya kontaminasi dan paparan pasif terhadap zat berbahaya.

Kiranya, perlu dijadikan perhatian bahwa untuk menghindarkan anak-anak para penerus bangsa dari paparan asap rokok, tak cukup hanya sekedar aturan merokok di luar rumah, atau tak merokok di ruang-ruang publik, namun lebih dari itu ialah menghimbau para perokok untuk rutin mencuci tangan setiap setelah merokok untuk meminimalisir berpindahnya zat-zat berbahaya kepada mereka yang tidak tahu apa-apa.

Referensi:
1. "The effects of passive smoking on children's health: a review" oleh S. Oberg et al. International Journal of Epidemiology, 2010.

2. "Passive smoking and risk of pneumonia: systematic review and meta-analysis" oleh E. Myint et al. Thorax, 2012.

3.  "Tobacco and the lung: health effects of active and passive smoking" oleh R. Aryal et al. Tuberculosis and Respiratory Diseases, 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun