Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Mengobati Tahanan yang Terborgol

25 Juli 2022   20:22 Diperbarui: 26 Juli 2022   09:25 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima orang polisi datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas kami pagi ini. Tidak untuk membawa surat visum et repertum korban kecelakaan, namun untuk membawa seorang tahanan yang mengeluhkan sakit pada telinganya dan badan terasa meriang sejak kemarin malam. 

Sebagai informasi, walaupun sebuah kasus bukanlah merupakan kasus gawat darurat, namun ia adalah kasus yang terkait organ telinga, memang diperiksakan di IGD kami mengingat keterbatasan alat-alat yang kami miliki sehingga alat hanya disediakan di IGD dan oleh karena itu pasien dengan keluhan pada organ telinga akan diperiksa di IGD. 

Setelah melakukan serangkaian anamnesis dan pemeriksaan pada telinga pasien, saya mendiagnosis pasien dengan otitis eksterna difusa atau dalam bahasa awam ialah peradangan pada telinga bagian luar (liang telinga) yang menyebabkan liang telinga menyempit dan jika daun telinga dipegang akan menambah rasa sakit. Untuk kondisinya tersebut, saya resepkan tetes telinga antibiotik dan obat tablet per oral untuk gejala meriangnya. 

Saya menjelaskan kepada pasien dan polisi terkait kondisi telinga pasien dan penyebab-penyebab yang mungkin sehingga harapannya dapat dicegah di masa depan. 

Selain itu saya menjelaskan bahwa pasien perlu melakukan kontrol atas penyakitnya untuk mengevaluasi hasil pengobatan. Saya pun meminta kerja sama polisi untuk kembali membawa tahanan melakukan kontrol ke Puskesmas kami. 

Tahanan duduk di atas tempat tidur pemeriksaan dengan kedua tangannya yang terborgol. Ini adalah pengalaman pertama saya sebagai dokter internship melayani pasien yang merupakan seorang tahanan. Di saat itulah rasa syukur saya menjadi seorang dokter semakin bertambah. 

Saya menyadari betapa besarnya anugerah yang dikaruniakan kepada saya untuk mengemban tugas sebagai seorang dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada siapapun tanpa kecuali, termasuk seorang tahanan. 

Tahanan juga adalah seorang manusia yang berarti memiliki hak-hak dasar yang harus terpenuhi yakni hak asasi manusia. Salah satu hak asasi manusia ialah hak atas kesehatan. Tidak mendiskriminasi siapapun dalam proses pemberian pelayanan kesehatan. 

Tidak berpraduga jika seorang tahanan ataupun seorang narapidana mengada-ada penyakitnya semisal agar ia sesaat dapat menghirup udara bebas di luar rumah tahanan maupun lembaga pemasyarakatan. Mengobjektifkan keluhan subjektif yang disampaikan oleh pasien dengan ilmu kedokteran melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. 

Boleh saja kebebasan tahanan atau narapidana untuk bergerak dibatasi, ditunjukkan oleh kedua tangannya yang sedang terborgol, namun tidak demikian dengan hak-hak dasarnya sebagai manusia yang memerlukan pelayanan atas kesehatan. Tak boleh sama sekali dibatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun