Akibat berbagai pandangan yang ada di seluruh fase kehidupan seorang wanita, wanita akhirnya tumbuh menjadi sosok yang takut untuk memiliki pilihan. Padahal, jika anda ingin menikah di usia 25, maka lakukanlah.Â
Jika tidak ingin menikah di usia 25, atau bahkan tidak ingin menikah sama sekali, juga lakukanlah. Jika anda tak ingin memiliki anak setelah menikah, maka lakukanlah. Jika ingin memiliki anak, maka lakukanlah. Jika tak dikaruniai anak setelah begitu menginginkan anak, maka laluilah. Anda berhak atas segala pilihan yang anda tentukan.Â
Masyarakat perlu memahami jika tanpa menikah ataupun tanpa memiliki anak, seorang wanita tetaplah akan menjadi wanita. Nilai seorang wanita tak dinilai dari waktu seseorang menemukan pasangan, tak dinilai dari kemampuannya menghasilkan berapa orang keturunan, tak dinilai dari betapa sehat dan kuat rahimnya, tak dinilai dari bagaimana proses melahirkannya, dan seterusnya, sehingga tanpa hal-hal tersebut tak akan sedikit pun mengurangi nilai seorang wanita. Â
Penulis berharap kita semua dapat mulai menormalisasi apapun pilihan yang ditentukan seseorang dan dalam konteks ini adalah pilihan seorang wanita karena ialah yang paling memahami dirinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H