Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Refleksi Setengah Jalan Seorang Dokter Internship

18 Juni 2022   20:24 Diperbarui: 19 Juni 2022   08:23 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter magang (Sumber: shutterstock)

Kemudian saya belajar, penuh akan ilmu saja tak akan cukup mengantarkan seorang dokter menjadi dokter yang baik, lebih dari ilmu ada hal yang jauh lebih penting yakni etika atau perilaku seorang dokter, baik kepada sesama dokter, tenaga kesehatan lain, dan lebih-lebih lagi kepada pasien. 

Jika perilaku seorang dokter tak baik kepada pasien-pasiennya tentu edukasi dengan sebanyak apapun ilmunya entah diambil dari Buku dari Sobotta (buku tentang anatomi kedokteran) atau dari Guyton (fisiologi kedokteran), tak mungkin ada satupun pesan edukasi yang akan tertanam di pikiran dan hati seorang pasien yang telah terluka hatinya.

Lalu, saya juga mempelajari bahwa banyak pelaksanaan di lapangan yang tak sesuai dengan teori kedokteran. 

Di saat inilah, cara berpikir strategis seorang dokter dalam menyikapi realita diperlukan. Bagaimana seorang dokter mampu memikirkan alternatif-alternatif lain yang dapat dilakukan namun tentu tetap dapat menyembuhkan. Di saat inilah penalaran klinis seorang dokter benar-benar dibutuhkan. 

Jika saat kuliah menghafal penyakit A pasti obatnya A tentu saja akan keok saat di lapangan. Tapi jika seorang dokter memahami patofisiologi penyakit A hingga farmakokinetik dan farmakodinamik terkait penyakit A tentu ia tak akan kesusahan. 

Dan masih banyak lagi refleksi yang telah saya peroleh 7 bulan terakhir, namun nampaknya akan saya simpan hingga bulan terakhir saya menjalani internship agar saya dan anda para pembaca bisa bertemu lagi.

Melalui tulisan ini saya berharap untuk dapat menguatkan sesama dokter meluruskan niat menjadi dokter murni untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan YME untuk memberi kesembuhan. Karena sungguh percuma jika mengharap sesuatu yang tak sepadan dengan proses yang berdarah-darah. 

Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat kepada diri saya sendiri saat saya mulai jenuh dan lelah mengabdikan diri menjadi dokter pembelajar sepanjang hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun