Mohon tunggu...
Ari Sukmayadi
Ari Sukmayadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar Forever

Aku baca. Aku pikir. Aku tulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Mempersiapkan Anies Menjadi Presiden Berikutnya

11 November 2022   15:55 Diperbarui: 11 November 2022   16:01 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gus Dur memang pernah digoyang saat pemilihan Ketua PB NU. Megawati pun pernah digoyang saat pemilihan Ketua PDI, hingga akhirnya melahirkan PDI Perjuangan. Tapi sekali lagi, inilah cara Soeharto mendidik, menguji  dan memberi panggung kepada mereka.

Gus Dur pun pernah mengikuti pola ini ketika mempersiapkan Muhaimim Iskandar sebagai calon penggantinya di PKB. Kisruh PKB-nya Gus Dur dengan PKB-nya Muhaimin adalah cara Gus Dur mendidik dan memberi panggung bagi Muhaimin, agar warga PKB yakin dengan kapabilitas Muhaimin yang teruji, karena Muhaimin memperoleh amanah kepemimpinannya dengan perjuangan, bukan hadiah gratis. Faktanya Muhaimin sampai sekarang masih menjadi Ketua PKB, aman-aman saja, dan suara PKB di Pemilu 2019 pun meningkat dari pemilu sebelumnya.

Megawai pun tampaknya sedang mempertimbangkan metode yang sama. Tampaknya beliau sedang mendidik, menguji dan memberi panggung kepada Ganjar Pranowo. Popularitas dan elektabilitas Ganjar pun melesat tinggi.

Kembali kepada Jokowi dan Anies.

Anies memang pernah dicopot Jokowi sebagai Mendikbud. Tapi tidak pernah ada berita ataupun cerita jika Anies keberatan dengan pencopotan dirinya.

Anies bisa jadi memang disiapkan untuk menghadapi Ahok di Pilkada DKI 2017. Mungkin posisinya Anies sebagai Mendikbud tidak terlalu strategis untuk mengangkat popularitasnya sebagai Calon Presiden. Kondisi DKI yang ketika itu sedang panas, tampaknya akan menjadi medan laga yang tepat untuk memperoleh panggung nasional.

Anies dnilai sebagai orang yang paling memungkinkan untuk bisa menghadapi Ahok. Sosok lain, seperti Yusril Ihza Mahendra dan Syafrie Syamsudin sepertinya kurang kuat untuk diandalkan. Bisa jadi ini adalah cara Jokowi untuk "membayar kesalahannya". Tangan Yusuf Kalla sang Wapres ketika itu yang digunakan untuk menggalang dukungan kepada Anies. Karena Presiden Jokowi tidak mungkin melakukan dukungan nyata di depan publik.

Kinerja Ahok sebetulan dinilai baik sebagai Gubernur. Hanya sayangnya, Ahok dinilai terlalu kasar. Banyak ribut sana sini. Kata-katanya kasar. Penggusuran banyak terjadi. Bukan masalah benar atau salah. Penggusuran itu bisa jadi benar secara hukum. Tapi, bukankah yang membuat Jokowi terkenal ke tingkat nasional berawal dari keberhasilan beliau sebagai Walikota Solo memindahkan pasar tanpa keributan ? Padahal biasanya rakyat kita itu suka ribut kalau pasar mau dipindah. Nah, setelah Jokowi ditarik menjadi Gubernur Jakarta, lho kenapa prestasi yang dibanggakan beliau ini seolah menjadi bertolak belakang ?

Kinerja Ahok dinilai tetap baik. Jokowi pun memandang lebih tepat jika Ahok ditempatkan sebagai Komisaris Utama Pertamina. Supaya "galaknya" Ahok berada di waktu dan tempat yang tepat.

Di sisi lain, bisa jadi Anies disiapkan untuk menjadi Gubernur DKI yang bisa menghadapi para oligarki yang menjadi pendukung Jokowi. Barangkali Jokowi tidak enak hati jika berhadapan langsung dengan para naga, misalnya dalam kasus reklamasi. Bukankah citra Jokowi adalah sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat kecil ? Kalau pulau reklamasi yang ekslusif itu tetap dibiarkan, tetapi tidak bisa dimasuki rakyat umum, kan bisa rusak citra Jokowi.

Jokowi sengaja "menjaga jarak" dengan Anies, bukan berarti tidak pernah berjumpa. Dalam beberapa kesempatan, mereka berdua sering tampak di depan umum, dan mereka asyik-asyik saja ngobrol santai. Seperti yang tampak terlihat ketika Jokowi meninjau sirkuit Formula E di Ancol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun