Mohon tunggu...
Ari Sukmayadi
Ari Sukmayadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar Forever

Aku baca. Aku pikir. Aku tulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Harus Takut dengan Politik Identitas ?

4 November 2022   14:48 Diperbarui: 4 November 2022   14:55 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : aladokter.com

Isu larangan politik identitas ini juga tampak absurd, karena di sisi lain, kita juga mengkampanyekan "menjaga kebhinekaan". Katanya ingin memerangi orang-orang yang akan menghilangkan kebhinekaan. Padahal kebhinekaan itu bukan terbatas pada pakaian adat yang berbeda-beda. Kita jarang ribut karena perbedaan pakaian. Yang sering ribut, bahkan berujung perang, karena kita berbeda dalam pemikiran.

Ada yang menarik dari diskusi antara Bapak dan Anak, antara Emha Ainun Nadjib dan Sabrang, atau yang biasa disampaikan dalam "kuliah" Maiyah. Bahwa kita sering tidak bisa membedakan antara Identitas dan Personalitas. Bahwa Personalitas lebih bersifat "given" atau bawaan, atau apa yang diberikan oleh Tuhan sejak kita lahir, seperti warna kulit, bentuk rambut,warna mata, bentuk hidung, dan sejenisnya.

Sedangkan identitas adalah sesuatu yang melibatkan "pilihan diri" berdasarkan "kedaulatan" masing-masing  individu.

Kalau yang dimaksud politik identitas itu adalah sesederhana personalitas yang sifatnya given, maka politik identitas itu begitu rendah.

Tapi kalau politik identitas itu politik yang didasarkan pada suatu pilihan dan kedaulatan  dalam memilih, lantas apa salahnya dengan politik identitas ?

Mau memilih liberalisme atau sosialisme ?

Mau memilih NU atau Muhammadiyah ?

Mau memilih Presiden yang muslim atau non muslim ?

Karena agama itu adalah pilihan.

Tidak ada paksaan dalam agama.

Apa salahnya ketika seseorang memilih pemimpin dilandaskan pada nilai-nilai yang diajarkan oleh agama yang dianutnya ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun