Mohon tunggu...
Arghya N. Dianastya
Arghya N. Dianastya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Finding The Truth

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paradigma Masa Orientasi Siswa

3 Agustus 2015   17:39 Diperbarui: 3 Agustus 2015   17:39 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

f. Kepala satuan pendidikan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan MOS di satuan pendidikan masing-masing;

i. Kepala satuan pendidikan melaporkan pelaksanaan MOS kepada Kepala Dinas Pendidikan.

(4). Selama Masa Orientasi Siswa (MOS) menggunakan pakaian seragam sekolah jenjang sebelumnya.

(5). Setelah MOS, peserta didik wajib menggunakan seragam sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

KENYATAANNYA ADALAH..

Hanya saja, hampir setriap tahun acara kegiatan orientasi siswa tersebut selalu mendapatkan kendala dan berita miring. Sudah banyak sekali berita di media tentang pergeseran makna Orientasi sebagai sarana mendidik dan membimbing para siswa siswi baru menjadi pemerasan fisik hingga pelemahan mental.

Acara berkedok pendidikan dan pengenalan siswa baru ini acapkali menjadi ajang “balas dendam” siswa siswi lama yang telah terlebih dahulu mendapatkan perilaku serupa selama menjalani Masa Orientasi Siswa sebagai siswa siswi baru.

Tindakan “pengecut” seperti itu sangat tidak pantas dilakukan oleh kaum terpelajar baik jenjang sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Cara membalas perbuatan yang sama kepada adik adik baru mereka yang pada dasarnya tidak memiliki kesalahan yang berarti –yang pada akhirnya toh nantinya akan menjadi rekan mereka sendiri– bukan merupakan perilaku yang baik jika dilihat dari norma sosial maupun norma agama. Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Dua hitam tidak bisa menjadikan putih”, yang memiliki arti bahwa sebuah tindakan buruk apapun tidak bisa diselesaikan dengan tindakan buruk pula. Pepatah ini selayaknya pantas jika diberikan kepada kita semua, bahwa masalah berantai yang terjadi setiap tahun ini bisa dibasmi total jika kita berani untuk merubah total sistem Orientasi yang berkembang selama ini kearah yang lebih baik.

Bukankah lebih baik jika kita “membalas” tindakan yang pernah kita alami dalam acara Orientasi itu dengan sebuah perubahan dan kebaikan? Dengan tujuan mengembalikan koridor awal dari tujuan semula acara MOS, yaitu sebagai acara untuk memperkenalkan siswa siswi baru pada sekolah barunya, dengan perlakuan lebih adil untuk mereka..!!

MOS PUN MENDAPAT BANYAK KECAMAN..

Akhir akhir ini masa Orientasi siswa sudah banyak mengalami perubahan, hasnyasaja perubahan yang dicapai tidak signififikan.. Dari waktu ke waktu acara yang telah terjadi sejak era penjajahan Belanda ini sudah mengalami banyak perubahan atas dasar rasa Kemanusiaan dan evaluasi dari kejadian kejadian yang sebelumnya. Bandingkan dengan acara semacam Orientasi satu dasa warsa silam yang masih dipenuh dengan ajang kekerasan fisik dan mental, menuru sumber http://oomnyafahrel.multiply.com MOS pada waktu itu masih penuh dengan kekerasan fisik semacam puss up atau lari keliling lapangan dan juga bentakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun