Mohon tunggu...
Arghya N. Dianastya
Arghya N. Dianastya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Finding The Truth

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bisnis Sepakbola Thailand (TPL) Menguntungkan?

5 Mei 2014   22:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:50 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika manajemen klub dan liga di tata sedemikian rupa, sehingga sponsor bisa datang, maka penghasilan klub bisa lebih besar dari Liga Thailand, bahkan Thailand Premier League sakalipun.

Bayangkan jika klub macam Persib, Arema, Persija, atau bahkan Persijap dan Persela sekalipun ditunggangi secara baik, keuntungan tim bisa jauh lebih tinggi, bisa Milyaran dalam sehari. Mungkin untuk klub medioker, 500 juta rupiah dalam sehari bisa di raup !!

Banyak klub di Indonesia yang memasang target bertahan di liga, sehingga tidak perlulah membeli pemain mentereng dan pelatih berkelas. Dengan keuntungan yang jauh lebih besar dari kalkulasi Chaimat FC tadi, seharusnya klub bisa surplus pendapatan, dan bisa dijadikan dana untuk pembenahan infrakstuktur dan manajemen klub.

Dan saya kira suporter Indonesia akan rela bayar tiket mahal asal fasilitas yang disuguhkan juga memuaskan, Jadi keuntungan bisa dilipatgandakan.

KEMANA LARINYA ITU UANG BANG ?? MASIH MASUK AKAL SERING NUNGGAK GAJI PEMAIN ??
Sekarang bisa anda simpulkan sendiri, masuk akal tidak jika di Liga Indonesia masih banyak tunggakan gaji pemain? Harga tiket Di Liga Indonesia bisa Jauh lebih mahal ketimbang Liga Thailand. Di Thailand harga tribun utama (timur barat) hanya berkisar 200 Bath, atau 70.000 Rupiah. Di Indonesia harga tiket bisa capai 150.000 Rupiah !!!

Kemanakah uang Milyaran rupiah dari hasil penjalan tiket di Liga Indonesia? Apakah dengan uang segitu banyak masih tidak bisa membuat toilet stadion wangi? Membuat parkir sepeda motor yang anti preman parkir? Tidak bisa memberikan servise yang lebih baik dan memanjakan penonton? Tidak bisa menata lapak PKL stadion? Mengapa tidak bisa memberantas calo yang merugikan sporter setia. Mengapa dengan uang sebanyak itu masih netek sama APBD dan gak bisa mendatangkan sponsor? Dan yang lebih serius, mengapa dengan uang segitu banyak tidak bisa membuat liga yang lebih professional ? Kemanakah larinya uang itu?

JIKA THAILAND MAMPU, MENGAPA KITA TIDAK
Jika Liga Thailand (TPL) dengan sporter yang kembang-kempis, senin-kamis, dan tidak sefanatik Liga Indonesia bisa, maka secara mutlak dengan animo sporter yang hardcore macam suppporter liga jeegeer atau liga-liga lain juga bisa, sebernya ^^

Entah saya yang tidak bisa menghitung atau anda tidak mau berfikir sederhana. Tapi jika ada yang salah dari tulisan saya, mohon dibenarkan. Ini hanya sudut pandang pecinta sepakbola nasional, yang tidak tahu menahu tentang politik bola..

JAYA TERUS LIGA INDONESIA DAN TIMNAS. Tetaplah Menjadi Jebreeeeet !!

-Chainat, 04 Mei 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun