Dalam pembangunan Infrastruktur, Jokowi memilih focus pada pembangunan Tol Laut, karena beranggapan jalur laut meruapakan sarana transportasi paling murah dan paling sesuai untuk pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
Janji – janji kampanye Jokowi sebenarnya jauh lebih logis daripada Prabowo, Jokowi menjanjikan pembangunan Indonesia yang baru, perubahan hal – hal yang selama ini diakui banyak pihak sebagai salah kelemahan republik ini seperti korupsi, birokrasi dan infrastructur, semuanya dimasukan ke dalam janji-janji kampanyenya.
Namun untuk berhasil melaksanakan janji – janji tersebut Jokowi – JK juga membutuhkan dukungan DPR, sayangnya sejauh ini partai yang mendukung duet ini, hanya 40% dari jumlah partai yang menduduki kursi di DPR. Jika Jokowi terpilih dan komposisi ini tidak berubah, maka pemerintahan Jokowi– JK akan sulit mendapatkan persetujuan dari DPR terutama dalam melakukan perubahan-perubahan yang dijanjikan oleh Jokowi.
Untuk ini peran JK dan pertai Golkar sangat diperlukan, seperti kita ketahui pada pemerintahan SBY yang pertama, JK menjadi wakil dari SBY tanpa mendapat dukungan dari Partai Golkar, yang saat itu mendukung Wiranto, namun ketika SBY menang Partai Golkar berubah haluan dan mendukung JK, hal yang sama diprediksi berulang tahun ini jika Pasangan Nomor Urut 2 ini memenangkan pemilu.
KONSEP EKONOMI YANG LEBIH SULIT DIMENGERTI
Tidak dapat dipungkiri bagi rakyat kecil Ekomomi Kerakyatan akan terdengar lebih indah dibandingkan dengan Ekonomi Berdikari, itulah resiko yang diambil oleh Jokowi – JK dan tim kampanyenya, janji janji mereka lebih dapat dimengerti oleh orang orang dengan pendidikan tinggi, di sisi lain Prabowo menargetkan orang-orang yang berpendidikan rendah dengan janji – janji yang spektakuler. Hal ini dapat menjadi boomerang bagi tim Jokowi – JK.
Strategi ini memang strategi yang beberapa kali dipilih oleh Jokowi, beliau mempertaruhkan kepopulerannya demi mempertahankan janji-janji dan visi misinya untuk membangun Indonesia baru. Sebisa mungkin menghindari konflik kepentingan, agar beliau dapat merubah apa yang menurut beliau perlu dirubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H