Mohon tunggu...
Argha Jonatan Karo Karo
Argha Jonatan Karo Karo Mohon Tunggu... -

Konsultan Investasi dan Pasar Modal www.creative-trader.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menilai Visi Ekonomi Jokowi

4 Juli 2014   22:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:28 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Prabowo menjanjikan ekonomi kerakyatan, Jokowi menjanjikan pembangunan ekonomi yang berbeda, Ekonomi yang disebut sebagai Ekonomi Berdikari.

Ekonomi Berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), adalah pembangunan ekonomi yang fokus pada pemberdayaan Indonesia secara merata untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri, dengan peningkatan daya saing setiap individu sehingga dapat memperoleh penghidupan yang layak.

Dalam pemaparan rencana-rencanya Jokowi tidak banyak menjanjikan pembangunan project-project yang baru, namun lebih focus pada peningkatan produktifitas dari berbagai komponen ekonomi yang sudah ada sekarang. Seperti kepemimpinan-kepemimpinan Jokowi selama ini, pria Solo ini sangat focus dalam mengadakan perbaikan infrastuktur, pemberdayaan rakyat kecil, dan perbaikan birokrasi.

Jika Prabowo percaya membangun sawah, dan meningkatkan anggaran di setiap desa adalah solusi dalam pertumbuhan ekonomi yang merata. Jokowi memilih untuk memfokuskan pada peningkatan daya saing golongan menengah ke bawah, salah satunya dengan peningkatan kualitas pasar-pasar tradisional, Jokowi percaya dengan peningkatan kualitas dan layanan yang diberikan, maka pasar tradisional akan dapat bersaing dengan super market besar.

Dengan meningkatnya daya saing, secara otomatis akan terjadi peningkatan pendapatan bagi para petani, dan nelayan. Peningkatan keutungan akan menarik lebih banyak lagi orang untuk menjadi petani, membuka lahan tani baru, yang akhirnya akan menambah lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil.

Prinsip seperti itulah yang diterapkan Jokowi dalam Ekonomi Berdikari, jika dibuat analogi Prabowo menjanjikan ikan besar, Jokowi menjanjikan alat pancing, dan keterampilan memancing.

JANJI KAMPANYE JOKOWI

Selain itu visi Jokowi mengenai revolusi mental juga sangat menarik, secara detail beliau menjelaskan bahwa salah satu masalah utama Indonesia adalah karakter dari penduduknya, hal itulah yang dianggap sebagai akar dari korupsi, buruknya penegakan hukum, dll.

Jokowi merencanakan perubahan system pendidikan, yang lebih focus pada pembentukan karakter yang baik, terutama dalam sekolah dasar dan menengah. Di setiap Negara karakter penduduk adalah motor utama pertumbuhan Negara tersebut, dan itu juga yang dipercaya oleh Jokowi.

Dalam hal ‘menutup kebocoran’, Jokowi menganggap kebocoran kekayaan Negara dilakukan oleh para pejabat Negara kita sendiri, sehingga pemberantasan korupsi, dan controlling setiap aparatur Negara dianggap sangat penting, selain itu perbaikan system terutama merubah cara traditional dengan cara online dianggap juga dianggap sebagai salah satu langkah strategi untuk pencegahan praktek korupsi.

Mengenai Investasi, Jokowi menjanjikan perbaikan birokrasi, percepatan dan keterbukaan setiap proses birokrasi,yang tujuannya untuk membuat iklim investasi lebih baik lagi, untuk mengundang sebanyak mungkin investor baik dalam maupun luar negeri yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Dalam pembangunan Infrastruktur, Jokowi memilih focus pada pembangunan Tol Laut, karena beranggapan jalur laut meruapakan sarana transportasi paling murah dan paling sesuai untuk pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.

INDONESIA BARU & DPR LAMA

Janji – janji kampanye Jokowi sebenarnya jauh lebih logis daripada Prabowo, Jokowi menjanjikan pembangunan Indonesia yang baru, perubahan hal – hal yang selama ini diakui banyak pihak sebagai salah kelemahan republik ini seperti korupsi, birokrasi dan infrastructur, semuanya dimasukan ke dalam janji-janji kampanyenya.

Namun untuk berhasil melaksanakan janji – janji tersebut Jokowi – JK juga membutuhkan dukungan DPR, sayangnya sejauh ini partai yang mendukung duet ini, hanya 40% dari jumlah partai yang menduduki kursi di DPR. Jika Jokowi terpilih dan komposisi ini tidak berubah, maka pemerintahan Jokowi– JK akan sulit mendapatkan persetujuan dari DPR terutama dalam melakukan perubahan-perubahan yang dijanjikan oleh Jokowi.

Untuk ini peran JK dan pertai Golkar sangat diperlukan, seperti kita ketahui pada pemerintahan SBY yang pertama, JK menjadi wakil dari SBY tanpa mendapat dukungan dari Partai Golkar, yang saat itu mendukung Wiranto, namun ketika SBY menang Partai Golkar berubah haluan dan mendukung JK, hal yang sama diprediksi berulang tahun ini jika Pasangan Nomor Urut 2 ini memenangkan pemilu.

KONSEP EKONOMI YANG LEBIH SULIT DIMENGERTI

Tidak dapat dipungkiri bagi rakyat kecil Ekomomi Kerakyatan akan terdengar lebih indah dibandingkan dengan Ekonomi Berdikari, itulah resiko yang diambil oleh Jokowi – JK dan tim kampanyenya, janji janji mereka lebih dapat dimengerti oleh orang orang dengan pendidikan tinggi, di sisi lain Prabowo menargetkan orang-orang yang berpendidikan rendah dengan janji – janji yang spektakuler. Hal ini dapat menjadi boomerang bagi tim Jokowi – JK.

Strategi ini memang strategi yang beberapa kali dipilih oleh Jokowi, beliau mempertaruhkan kepopulerannya demi mempertahankan janji-janji dan visi misinya untuk membangun Indonesia baru. Sebisa mungkin menghindari konflik kepentingan, agar beliau dapat merubah apa yang menurut beliau perlu dirubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun