Bersyukur karena yang berlaku buruk bukanlah kita. “Untung bukan saya yang berlaku buruk Yaa Allah.” Dosa adalah milik mereka yang berlaku buruk bukan yang menerima perlakuan buruk. Dendam dan membalas dengan keburukan bukanlah solusi. Malah dengan dasar Mahabbah bi Rauhillah-saling mencintai satu sama lain sebagai saudara harusnya kita mengingatkan dengan cara yang baik dan tidak menyakiti balik. Niatnya juga bukan sebagai pembelaan diri tapi menjalankan perintah Rasulullah untuk membangun ikatan saling mencintai dan melindungi satu sama lain.
Jangan kita balas prasangka orang lain dengan prasangka balik. Jika kita mendapat prasangka dari orang lain sebisa mungkin dan normal bagi kita untuk mengklarifikasi jika dianggap fatal. Jangan beranggapan orang tersebut tidak akan menerima klarifikasi kita, itu hak Allah yang menilai. Jika kita tidak berani mengklarifikasi kepada orang tersebut karena kita beranggapan dia akan menolak dan justru nglunjak sama saja kita juga telah berprasangka terhadap orang tersebut. Prasangka kok dibalas prasangka?
Demikian lah 5 alasan mengapa kita harus berlapang dada dalam menghadapi cobaan dalam bersosial. Di atas adalah hanya secuil alasan yang dapat diuraikan oleh penulis berdasar kajian-kajian kyai Tanjung. Bilamana ada kesalahan atau kekurangan adalah murni kesalahan penulis. Penulis yang masih belum paham dan sedang sembrono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H