Ketika akan berangkat, aku dekati istri.
"Dek, nanti malam sudah bisa, kan? Jangan lupa siapkan pil KB nya ya?" Aku jawil dagunya seraya mengedipkan mata.
"Iya, Bang." Jawab istri singkat, juga sambil mengedipkan mata dan tersenyum kenes.
***
Baru saja mangkal, aku langsung dapat orderan. Aku lihat alamat titik jemput, "Studio Senam Kinanti". Tak jauh, hanya berjarak sekitar tiga menit dari posisiku.
Segera aku pacu sepeda motor ke sana. Calon penumpangku rupanya sudah menunggu tepat di depan pintu studio senam itu.
Astaga, seorang perempuan cantik. Usia sekitar awal 30. Berpakaian senam sexy. Atasannya baju senam yang sangat ketat dengan potongan leher rendah. Bawahannya legging yang juga sangat ngepas. Body sintalnya benar-benar terekspos. Bahkan, bagian 'V' nya sampai tercetak jelas. Darah laki-lakiku berdesir.
"Ayo Mas, buruan. Saya lagi ngejar kelas nih, di Studio Senam Frontline," ujarnya sambil buru-buru menaiki jok motor. Saat naik, dia bergelayut ke pundakku.
Rupanya dia seorang instruktur senam. Pantas sexy. Bodynya 'sekel'. Selama perjalanan darahku terus berdesir. Dia duduk agak mepet. Membuatku jadi kikuk berkendara.
Sesampainya di studio Frontline, dia buru-buru turun. Entah sengaja entah tidak, dadanya sedikit bergesekan dengan punggungku. Aku semakin menggelegak. Maklum, sudah 40 hari puasa.
Sesaat setelah menerima uang darinya, aku segera putar motor dan ngebut pulang.