"Ada yang menjanjikan ngasih Bapak uang 500 juta, Nak. Syaratnya cuma itu, nanti malam Kau gak usah ngotot mainnya."Â
"Ah, aku gak mau, Pak."Â
"Lakukan saja, Nak. Bayangkan, dengan uang sebanyak itu rumah kita bisa direnovasi. Adik-adikmu bisa beli motor. Kau sendiri juga bisa beli motor sport idamanmu. Ini juga tidak akan ketahuan. Mereka profesional, senyap, tidak pernah terungkap. Lagi pula, dua temanmu yang lain juga bersedia, kok. Orang tua mereka sudah menerima DP."Â
"Baik lah, Pak. Kalau gitu Bapak nego lagi sama mereka. Minta tambah."Â
"Tambah? Berapa?"Â
"Dua kali lipat. Jika mereka bersedia, aku akan lakukan."Â
*****Â
Pak Darso terpaku di depan tivi. Pertandingan baru saja usai. Tim yang dibela anaknya hancur lebur. Dia remas-remas kresek berisi uang ratusan juta di hadapannya. "Maafkan Bapak, Nak," batinnya.Â
#fiksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H